Bisnis.com, JAKARTA – Manajemen PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. optimistis dengan kondisi sektor properti khususnya rumah tapak tahun ini, termasuk hunian dengan harga di bawah Rp300 juta per unit.
Salah satu langkah penting ke depan adalah menjalin kerja sama pembangunan perumahan dengan 20 developer papan atas.
Plt. Direktur Utama Bank BTN Nixon L. P. Napitupulu mengatakan sepanjang tahun ini, BTN tetap memfokuskan untuk pengembangan pembiayaan bagi rumah masyarakat.
Menurutnya, untuk rumah menengah bawah dengan harga Rp300 juta ke bawah masih memiliki peluang yang cukup besar.
“Proyek perumahan segmen menengah atas yang sebelumnya tertunda sekarang ini sudah mulai berjalan, peluang untuk meningkatkan KPR melalui kerja sama dengan berbagai developer top,” ujarnya pada Senin (15/2/2021).
Dengan mulai berjalannya proyek perumahan, terdapat potensi untuk bisnis UKM berbasis value chain sektor perumahan.
Baca Juga
Direktur Consumer dan Commercial Lending Hirwandi Gafar menuturkan tahun ini BTN juga akan memperkuat kontribusi untuk sektor KPR subsidi baik dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Subsidi Seliruh Bunga (SSB), Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera), dan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT), serta mengembangkan KPR nonsubsidi bersama pengembang tol dan meningkatkan peran digitalisasi.
“Jadi, sekarang ini kami bekerjasama dengan 20 developer top di Indonesia dalam pengembangan proyek properti yang cukup besar,” katanya.
Menurutnya, tahun ini menjadi tahun pemulihan bagi sektor properti khususnya rumah tapak. Dia menyebut contoh pengembang Agung Podomoro Land (APL) yang kerap kali membangun apartemen beralih mengembangkan hunian rumah tapak di kawasan Tangerang. Begitu juga dengan pengembang top lainnya.
"Kami akan berikan KPR termasuk juga kredit konstruksi, hal ini bisa meningkatkan pertumbuhan kredit BTN,” ucapnya.
Menurut Irwandi, pada 2021 ini hunian untuk kelas menengah dan menengah atas mulai bangkit dansudah banyak di luncurkan sehingga diharapkan bisa mendongkrak KPR BTN.
“Banyak pengembang BUMN maupun swasta yang mulai meluncurkan proyek hunian tapak, dibandingkan dengan hunian vertikal. Karena memang kebutuhan rumah tapak masih cukup besar,” lanjutnya.
BTN, tuturnya, terus melakukan standardisari dan percepatan proses bisnis untuk kredit konsumer KPR dan komersial.