Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gara-Gara Insider Trading, Taipan India Ini Dilarang Masuk Bursa Selama 1 Tahun

Dewan Sekuritas & Bursa India melarang Kishore Biyani, saudara laki-lakinya, serta sebuah perusahaan yang merupakan bagian dari Future Group untuk memperdagangkan saham anak usahanya, Future Retail Ltd.
Bombay Stock Exchange, India/Bloomberg
Bombay Stock Exchange, India/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Regulator pasar India telah melarang taipan ritel mengakses pasar sekuritas selama satu tahun dengan tuduhan melakukan insider trading.

Dewan Sekuritas & Bursa India melarang Kishore Biyani, saudara laki-lakinya, serta sebuah perusahaan yang merupakan bagian dari Future Group untuk memperdagangkan saham anak usahanya, Future Retail Ltd.

Pada tahun 2017, perusahaan tersebut tidak menerbitkan informasi sensitif terkait dengan harga saham. Regulator juga mendenda ketiganya.

Biyani dan Future Retail membantah tuduhan tersebut. Future Retail mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sanksi dari regulator sekuritas terhadap pendirinya tidak akan mempengaruhi rencananya untuk menjual aset ritel ke Reliance Industries Ltd.

Future Retail terlibat dalam pertempuran dengan Amazon.com Inc. atas kesepakatan itu. Pengadilan India pada hari Selasa untuk sementara menahan Future Retail dari menjual aset setelah adanya keberatan dari Amazon. Keputusan otoritas bursa setempat juga mengharuskan perusahaan menunda kesepakatan, yang diperlukan untuk meringankan krisis uang tunai di Future Group.

Peritel yang terdaftar di bursa Mumbai itu melewatkan pembayaran bunga atas obligasi senilai US$500 juta pada Januari, tetapi mengatakan pihaknya berencana untuk melakukan pembayaran dalam masa tenggang 30 hari yang diizinkan dalam persyaratan obligasi.

Obligasi yang jatuh tempo pada 2025 turun 7,7 sen pada hari Rabu (3/2/2021), setelah perintah pengadilan.

Ini merupakan penurunan terbesar dalam lebih dari tiga bulan. Obligasi perusahaan kembali turun 0,4 sen menjadi 78 sen pada Kamis (4/2/2021).

"Larangan pasar sekuritas untuk Biyani, di hadapannya, tidak akan menjadi lebih sulit bagi perusahaan grup untuk mengumpulkan uang,” kata J.N. Gupta, Direktur Pelaksana di Stakeholder Empowerment Services, dilansir oleh Bloomberg.

"Dampak buruk hanya akan terbatas pada orang-orang yang disebutkan, bukan seluruh restrukturisasi yang terkait dengan penjualan aset kepada Reliance," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper