Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) akan membangun pabrik baterai guna memuluskan proyek pengembangan baterai untuk kendaraan listrik dan menjadi pemasok besar dalam industri itu.
Heru Setiawan, CEO Subholding Power and New and Renewable Energy Pertamina, mengatakan bahwa dalam proyek tersebut pihaknya akan terlibat sejak proses pembuatan prekursor, katoda, sel baterai, hingga battery pack.
Dia menjelaskan bahwa sebagai negara penghasil nikel terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi pasokan sebesar 15 juta ton per tahun. Pertamina akan mengoptimalkan potensi tersebut dengan membangun pabrik di dalam negeri.
“Kami akan memproduksi 140 GW per hour, kami harapkan menjadi global supply chain dan akan menyuplai produsen-produsen mobil listrik seluruh dunia baik itu Amerika, Eropa dan Asia Pasifik,” katanya dalam webinar yang digelar pada Selasa (2/2/2021).
Mengenai investasi, Heru mengatakan bahwa Pertamina telah menyiapkan pendanaan meski masih enggan untuk dibeberkan. Namun, Pertamina juga akan menggandeng mitra strategis dalam proyek itu.
“Kami akan berpartisipasi dengan tekonologi provider yang sudah mengusai teknologi sekaligus market-nya, teknologi transfer kerja sama ini sehingga mengembangkan kapabilitas internal,” ungkapnya.
Baca Juga
Menurut Heru, Pertamina memiliki kompetensi yang cocok untuk terlibat sejak proses dari hulu, intermediate, hingga hilir. Pasalnya, pihaknya memiliki bekal terkait dengan pertambangan, pertambangan, dan kimia.
Pertamina, kata Heru, telah sejak awal mempersiapkan transisi energi dengan menjaga seluruh aset yang ada untuk bisa tetap relevan dengan tren pada masa depan.
Untuk itu, Pertamina menjaga agar seluruh investasi yang dikucurkan pada masa lampu dan ke depan bisa tetap relevan. Menurut dia, ekosistem kendaraan listrik masih sejalan dengan arah transisi energi dari BUMN itu.