Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kadin : Indek Manufaktur Januari Berpotensi Turun

Kamar Dagang Indonesia (Kadin) menyatakan Purchasing Manager's Index (PMI) Indonesia per Januari 2021 dapat turun ke bawah level 50,0. Namun, efektivitas program vaksinasi dinilai dapat menjaga PMI nasional tetap di atas 50,0.
Pabrik Baja Ringan. /PT Auri Steel Metalindo
Pabrik Baja Ringan. /PT Auri Steel Metalindo

Bisnis.com, JAKARTA - Kamar Dagang Indonesia (Kadin) menyatakan Purchasing Manager's Index (PMI) Indonesia per Januari 2021 dapat turun ke bawah level 50,0. Namun, efektivitas program vaksinasi dinilai dapat menjaga PMI nasional tetap di atas 50,0.

Berdasarkan catatan Bisnis, PMI nasional per Januari selalu di bawah level 50,0 kecuali pada 2014 dan 2017. Adapun, PMI Indonesia per Januari 2014 berada di level 51, sementara itu per Januari 2017 di posisi 50,4.

"Kalau Januari 2021, saya tidak tahu [PMI akan bergerak seperti apa], rasanya orang lesu [setiap Januari]. Tapi, vaksin ini mudah-mudahan [bisa jadi pendorong]," kata Wakil Ketua Bidang Perindustrian Kadin Johnny Darmawan kepada Bisnis, Senin (4/1/2021).

Di samping itu, Johnny menilai proyeksi pertumbuhan sektor manufaktur pada 2021 oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dapat dicapai. Namun demikian, masih ada sektor manufaktur yang belum akan kembali ke posisi prapandemi.

Menurutnya, industri makanan dan minuman dan industri otomotif akan mencatatkan pertumbuhan positif sepanjang 2021. Namun demikian, pertumbuhan pada kuartal I/2021 dinilai akan bergantung pada efektivitas program vaksinasi Covid-19.

"Dengan asumsi [program] vaksinasi [berlangsung] positif, investasi akan masuk lancar. Tapi, kalau [penyebaran] Covid-19 meningkat jadi 10.000 per hari terus, babak belur juga [sektor manufaktur]," ucapnya.

Berdasarkan data Kemenperin, industri makanan diramalkan akan tumbuh hingga 4,49 persen hingga akhir 2021, sedangkan industri mamin dapat tumbuh mencapai 4,39 persen. Sementara itu, industri kendaraan bermotor diperkirakan dapat tumbuh hingga 7,72 persen sedangkan industri alat angkutan lainnya mencapai 6,62 persen.

Di samping itu, akselerasi terbesar akan terjadi pada industri minuman. Kemenperin meramalkan industri minuman dapat tumbuh 4,39 persen secara tahunan pada 2021, sedangkan realisasi pertumbuhan sepanjang 2020 diprediksi merosot ke 2,5 persen secara tahunan.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memberikan penekanan khusus pada beberapa sektor manufaktur, seperti industri farmasi, produk obat, kimia, obat tradisional, bahan kimia, baran dari bahan kimia, logam dasar, dan makanan. Menurutnya, sektor tersebut tidak akan mengalami kontraksi pertumbuhan pada 2021.

Agus menyampaikan pihaknya akan melaksanakan kegiatan prioritas nasional. Adapun, Agus menyatakan lima kegiatan maupun target yang ditetapkan memiliki kriteria tertentu.

"[Akan diutamakan kegiatan yang] mendukung prioritas nasional [dalam] memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan, serta prioritas nasional [dalam] meningkatkan sumber daya manusia dan berdaya saing," katanya kepada Bisnis.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Andi M. Arief
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper