Bisnis.com, JAKARTA — Hasil survei IHS Markit pada Desember 2020 dinilai menunjukkan sinyal perbaikan permintaan global yang menjadi pemicu industri di dalam negeri meningkatkan kinerjanya. Sektor manufaktur dinilai berpotensi melanjutkan ekspansi di kuartal pertama 2021.
Kepala Center of Industry, Trade, and Investment Indef Andry Satrio Nugroho mengatakan hasil survei IHS Markit pada Desember 2020 menunjukkan adanya perbaikan dari permintaan global. Hal itu menjadi pemicu industri dalam negeri untuk meningkatkan kinerjanya.
"Sejumlah negara Eropa dan Asia utamanya sudah terlihat ada perbaikan dari sisi ekspansi produksi selanjutnya untuk awal tahun ini saya rasa masih ada kecenderungan meningkat meski tetap harus diwaspaai adanya distrupsi penurunan permintaan domestik akibat pengendalian pandemi," katanya kepada Bisnis, Senin (4/1/2021).
Andry menyebut dengan membaiknya kondisi global juga turut membuat kepastian bahan baku industri dalam negeri yang tak sedikit juga harus didatangkan dari impor menjadi lebih aman dengan estimasi waktu yang lebih baik dibanding ketika pembatasan mobilitas pertengahan tahun lalu. Tentunya, hal ini menjadi angin segar tersendiri untuk manufaktur di Tanah Air.
Pada prinsipnya, pengedalian pandemi tetap menjadi kunci dalam menjaga peningkatan ekspansi industri manufaktur. Pasalnya, kasus harian yang masih terus tinggi hingga kondisi Rumah Sakit yang sulit menampung pasien saat ini membuat kembali kebijakan pembatasan seperti yang pernah dilakukan tahun lalu dan membuat manufaktur kembali melambat.
Ekonom Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia Fajar B. Hirawan sepakat pada kuartal I/2021 ini PMI masih akan ekspansif sejauh tidak ada kasus luar biasa penyebaran Covid-19 yang membuat pemerintah pusat dan daerah menerapkan PSBB ketat yang rentang mengganggu kegiatan industri manufaktur.
Baca Juga
"Momentum pemulihan ekonomi nasional dan sudah berpengalamannya pemerintah bersama sektor swasta dalam menghadapi pandemi, khususnya terkait aturan protokol kesehatan, ditambah rencana mulainya vaksinasi massal tahun ini, harusnya menjadi faktor pendorong terjaganya PMI di level ekspansif," ujar Fajar.
Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia dari IHS Markit tercatat di atas titik tidak ada perubahan 50,0 selama dua bulan berjalan pada Desember, naik dari 50,6 pada bulan November ke posisi 51,3. Data tersebut menunjukkan peningkatan sedang pada kondisi bisnis, dan paling tinggi selama 10 bulan.