Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasok Bahan Baku Terganggu, Manufaktur Tetap Lanjutkan Ekspansi

Sektor manufaktur secara umum terungkap melanjutkan ekspansi hingga akhir 2020, meski terdapat gangguan pada rantai pasok bahan baku.
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Sektor manufaktur secara umum terungkap melanjutkan ekspansi hingga akhir 2020, meski terdapat gangguan pada rantai pasok bahan baku.

Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia dari IHS Markit tercatat di atas titik tidak ada perubahan 50,0 selama dua bulan berjalan hingga Desember. Indeks naik dari 50,6 pada November ke posisi 51,3. Data ini menunjukkan peningkatan sedang pada kondisi bisnis, dan paling tinggi selama sepuluh bulan terakhir.

“Perusahaan Indonesia secara umum memiliki akhir positif untuk 2020, dengan data PMI terbaru menunjukkan kenaikan dua bulan berturut-turut pada output dan pesanan baru. Jalan masih panjang mengingat gangguan parah yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, tetapi produsen setidaknya yakin dengan prospek 2021," kata Andrew Harker, Direktur Ekonomi di IHS Markit, Senin (4/1/2021).

Aktivitas pembelian tergolong stabil pada Desember karena jumlah perusahaan meningkatkan pembelian input sejalan dengan peningkatan pesanan baru. Akan tetapi, sebagian perusahaan mengalami penurunan pembelian di tengah kesulitan dalam mencari bahan baku.

Masalah pengamanan bahan baku ini terlihat pada data waktu pengiriman pemasok yang diperpanjang ke jangka waktu paling lama dalam tujuh bulan. Sebagian industri terdampak pembatasan akibat Covid-19 dan kesulitan tertentu dalam mengimpor barang. Kurangnya bahan baku menyebabkan harga input meningkat tajam dan cepat.

Selain itu, inflasi biaya input melaju hingga paling tajam sejak November 2018. Harga output juga naik di laju tercepat, dan merupakan salah satu yang paling cepat dalam 19 bulan karena perusahaan membebankan biaya input yang lebih tinggi kepada konsumen.

Stok pembelian dan barang jadi kembali menurun pada akhir 2020, dengan keduanya turun pada tingkat sedang. Tingkat penurunan inventaris praproduksi berkurang selama delapan bulan berturut-turut dan tergolong paling lemah sejak Februari.

Akan tetapi, manufaktur di Indonesia tetap percaya diri bahwa output akan naik selama tahun mendatang, meskipun sentimen sedikit menurun pada Desember. Optimisme berpusat pada prediksi peningkatan pesanan baru lebih lanjut dan harapan bahwa pandemi COvid-19 akan mereda.

"Jalan masih panjang mengingat gangguan parah yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, tetapi produsen setidaknya yakin dengan prospek 2021," kata Andrew Harker.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper