Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kontainer Ekspor Langka, Utilisasi Pabrikan Terancam Kembali Turun

Performa sejumlah sektor manufaktur pulih lebih cepat karena membaiknya permintaan di pasar global. Namun, proses pemulihan itu kini terancam kelangkaan kontainer yang melanda industri logistik.
Kontainer. Penumpukan kontainer di pelabuhan transit maupun lokal baru akan terurai mulai Maret 2021. Bisnis/Himawan L Nugraha
Kontainer. Penumpukan kontainer di pelabuhan transit maupun lokal baru akan terurai mulai Maret 2021. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Performa sejumlah sektor manufaktur pulih lebih cepat karena membaiknya permintaan di pasar global. Namun, proses pemulihan itu kini terancam kelangkaan kontainer dan kapal pengangkut yang melanda industri logistik.

Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mendata saat ini ada sekitar 1 juta kargo yang tertumpuk di pelabuhan transit SIngapura. Sementara itu, ribuan kontainer ekspor saat ini masih tertahan antara di gudang industri atau pelabuhan lokal.

"Ketika pabrik tidak punya ruang [penyimpanan] kontainer, pasti mengambil ruang produksi. Utilisasi pasti akan turun," kata Presidium HIMKI Abdul SObur kepada Bisnis, Selasa (2/12/2020).

Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) memberikan contoh bahwa saat ini sekitar 2.000 kontainer milik PT Wilmar Nabati Indonesia menumpuk di gudang industri Wilmar. Pasalnya, saat ini pelabuhan hanya mampu mengapalkan sekitar 30-40 persen dari kapasitas normal.

Dengan kata lain, hanya 30-40 persen hasil produksi yang dapat dikirimkan ke konsumen global. Sementara itu, sekitar 60-70 persen hasil produksi sejak September 2020 berpotensi bertumpuk dan menahan perbaikan utilisasi industri furnitur nasional.

Sobur berujar rendahnya kapasitas tersebut disebabkan oleh pengurangan kapasitas produksi di pelabuhan transit SIngapura menjadi 50 persen. Sour menilai hal tersebut berpotensi mendisrupsi tren perbaikan utilisasi industri mebel nasional.

Sobur mendata rata-rata utilisasi pabrikan telah naik ke level 65 persen per November 2020. Adapun angka tersebut telah jauh membaik dibandingkan utilisasi per Juni 2020 atau di sekitar posisi 20-30 persen.

"Pengusaha mebel IKM tidak punya ruang [penyimpanan] kontainer [di pabriknya], mereka mengandalkan ruang penyimpanan di pelabuhan. [Tapi,] semakin besar kapasitas produksi, semakin besar dampaknya ke utilisasi pabrikan karena masalah ini," ucapnya.

Adapun, industri furnitur tercatat menyerap tenaga kerja hingga 2,1 juta orang dengan berbagai jenis kontrak. Sementara itu, 80 persen dari total pabrikan furnitur masih di level industri kecil dan menengah (IKM) dengan omzet kurang dari US$1 juta dolar.

Sobur menyatakan perbaikan penumpukan kontainer ekspor tersebut harus cepat diselesaikan. Pasalnya, siklus puncak pengapalan permintaan ekspor industri furnitur nasional terjadi pada kuartal IV/2020.

Di samping itu, Sobur menyatakan penumpukan kontainer di pelabuhan transit maupun lokal baru mulai terurai pada Maret 2021.

Terpisah, Ketua Umum Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) Yustinus Gunawan menyatakan masih belum dapat memproyeksikan realisasi produksi 2020. Pasalnya, saat ini parikan menghadapi dilema pemenuhan permintaan pasar global.

"Salah satu kendala besar adalah kekurangan kapal untuk ekspor, [sehingga parikan] agak ngerem untuk produksi," ujarnya.

Yustinus menyatakan permintaan ekspor pada kuartal IV/2020 melonjak dibandingkan kuartal III/2020. Namun demikian, volume angkut kapal ekspor dan tingginya harga angkut menahan pabrikan melakukan pengapalan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Andi M. Arief
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper