Bisnis.com, JAKARTA - Word Bank atau Bank Dunia memproyeksikan sektor pariwisata global masih akan menghadapi tantangan yang berat pada tahun depan sebagai dampak dari pandemi Covid-19.
Lead Country Economist World Bank Ralph van Doorn mengatakan sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat terpukul. Tidak hanya di Indonesia, negara-negara yang memiliki sektor pariwisata yang besar juga telah menunjukkan kontraksi ekonomi.
Ralph memproyeksikan, pemulihan sektor pariwisata di tingkat global akan membutuhkan waktu 3 hingga 5 tahun untuk bisa mencapai ke kondisi sebelum pandemi Covid-19.
"Apa yang akan terjadi masih sulit dibaca, saya rasa kalau skala global akan butuh waktu kurang lebih 3 hingga 5 tahun sampai sektor pariwisata benar-benar membaik," katanya, Kamis (17/12/2020).
Menurutnya, Indonesia termasuk salah satu negara yang beruntung karena sektor pariwisata bukanlah tulang punggung negara meski porsinya dalam ekonomi besar.
Ralph mengatakan, pemulihan sektor pariwisata ke depan akan sangat bergantung pada efektifitas penanganan dan pengendalian Covid-19, karena faktor inilah yang akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat untuk kembali bisa menjalankan aktivitas mereka di sektor pariwisata.
Baca Juga
Dia menilai, akibat dari pandemi Covid-19 yang membatasi mobilitas masyarakat, akan terjadi perubahan struktural di sektor pariwisata. Misalnya diperkirakan, perjalanan dinas ke depan masih akan berkurang, tapi di sisi lain wisatawan domestik akan mulai kembali meningkat.
Sementara wisata mancanegara akan sangat bergantung pada kebijakan di negara lain, misalnya penutupan lintas batas dari negara satu ke negara lainnya dan kebijakan ini sangat dipengaruhi oleh situasi peningkatan kasus Covid-19.
Namun demikian, dia mengatakan sektor pariwisata bisa memanfaatkan peluang melalui digitalisasi dan melalui peningkatan standardisasi higienitas.
Ke depannya, menurut Ralph, akan terjadi perubahan perilaku, di mana wisatawan akan lebih memperhatikan dan mencari penyedia layanan di sektor pariwisata yang lebih higienis.
Oleh karena itu, pelaku sektor pariwisata juga dinilai harus cepat tanggap dalam merespon perubahan perilaku tersebut. "Tidak mudah, tapi kami cukup yakin sektor pariwisata akan cukup mampu beradaptasi," tuturnya.