Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pariwisata (Kemenpar) membuka peluang untuk memberikan stimulus di tengah tren okupansi hotel berbintang yang menurun pada semester I/2025.
Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri mengungkapkan bahwa terdapat penurunan tingkat okupansi hotel berbintang sebesar 3,54% pada periode Januari sampai dengan Juni tahun ini dibandingkan periode sama tahun lalu.
“Dalam konteks ini, kami di Kementerian Pariwisata terus mengusahakan program kerja yang mendorong minat pariwisata, meningkatkan tingkat okupansi serta kondisi berusaha yang sehat untuk pertumbuhan yang berkelanjutan,” kata Widiyanti sebagaimana dikutip dari YouTube kementerian Pariwisata, Senin (18/8/2025).
Menurutnya, penurunan tingkat okupansi hotel tidak disebabkan oleh melemahnya minat berwisata, melainkan pertumbuhan jumlah properti dan berkembangnya akomodasi alternatif seperti vila.
Dia menjelaskan bahwa pertumbuhan jumlah properti hingga paruh pertama tahun ini meningkat 11,02%, sedangkan jumlah kamar naik 20,83%. Seiring itu, jumlah kamar hotel yang terisi disebutnya mengalami peningkatan sebesar 11,53% dibandingkan semester pertama 2024.
Widiyanti lantas menyoroti perihal pendataan dan izin usaha jenis akomodasi vila. Pihaknya menilai hal tersebut penting untuk melindungi iklim pelaku usaha seperti hotel berbintang sekaligus melindungi konsumen.
Baca Juga
“Khusus untuk persoalan akomodasi alternatif, Kementerian Pariwisata bersama pemerintah daerah tengah mengupayakan pembinaan agar para usaha pariwisata ini memiliki izin yang tepat, memiliki standar usaha yang tepat, dan menawarkan layanan yang terstandarisasi sesuai standar usaha untuk wisatawan,” jelasnya.
Di samping itu, Widiyanti juga memaparkan kontribusi sektor pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,12% pada semester pertama tahun ini.
Dia berujar bahwa aktivitas pariwisata turut mendorong pertumbuhan di sejumlah sektor menurut lapangan usaha, antara lain jasa lainnya, jasa perusahaan, transportasi dan pergudangan, serta akomodasi makanan dan minuman.
Menurutnya, pemerintah juga telah memberikan stimulus dari sisi supply yang meliputi diskon tiket pesawat, kereta api, kapal laut dan tarif tol yang menurunkan biaya, sehingga jasa pariwisata lebih murah dan terjangkau.
“Maka perlu terus didorong kebijakan stimulus ekonomi untuk sektor pariwisata, baik dari sisi supply maupun dari sisi demand, sebagaimana telah diberikan pada triwulan pertama dan triwulan kedua tahun ini,” tukasnya.