Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Cerah, Aprisindo Bakal Serap Tenaga Kerja Tahun Depan

Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) memberikan peluang lain untuk meningkatkan pemasukan industri alas kaki.
Pekerja pabrik menyelesaikan proses produksi sepatu. /Ilustrasi-Bisnis.com-WD
Pekerja pabrik menyelesaikan proses produksi sepatu. /Ilustrasi-Bisnis.com-WD

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) optimis sektor alas kaki akan berangsur pulih sejalan dengan hadirnya Covid-19 sehingga tenaga kerja yang sebelumnya dirumahkan bisa terserap kembali. 

Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakrie mengatakan bahwa hingga saat ini tenaga kerja yang bernaung di industri alas kaki berkisar dari 800.000-900.000 pekerja. Adapun, pekerja yang dirumahkan disebutnya tidak terlalu besar.

“Setidaknya, hadirnya vaksin dan kalau kapasitas kembali normal 20—30 persen [tenaga kerja] bisa terserap lagi, bahkan bisa lebih bila permintaan dan event yang mendukung kebutuhan akan alas kaki juga mulai berjalan,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa Olimpiade Musim Panas 2020 yang sebelumnya akan diselenggarakan di Tokyo, Jepang, pada tanggal 24 Juli—9 Agustus 2020 merupakan pasar potensial bagi industri alas kaki di Indonesia.

Namun, dia mengatakan bahwa dengan dimundurkannya agenda tersebut juga memberikan dampak bagi permintaan alas kaki.

Kendati demikian, dia mengatakan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) memberikan peluang lain untuk meningkatkan pemasukan industri alas kaki.

Sekedar catatan, RCEP adalah pakta perdagangan antara 10 negara anggota blok Asean, bersama dengan China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru. India sedianya akan menandatangani tetapi menarik diri pada 2019.

“Sebenarnya ekspor kami targetkan tumbuh 13 persen pada 2020, tetapi hanya bisa terealisasi 7 persen hingga saat ini. Adapun, di 2021 kami optimis bisa tumbuh 13 persen, bahkan lebih bila bisa merebut pasar dari China,” kata Firman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper