Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah daerah dinilai harus berperan sebagai motor utama guna memacu ekspor industri olahan dalam negeri, sedangkan pemerintah diharapkan dapat menjalankan fungsinya sebagai fasilitator.
Ketua Komite Tetap Bidang Ekspor Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Handito Joewono mengatakan peran pemerintah daerah selaku motor utama harus disiapkan sebagai model pengembangan ekspor produk olahan ke depan.
"Pasalnya, merekalah yang ada di lapangan dan tahu permasalahan utamanya sehingga harus memiliki peran utama untuk menyelesaikan masalah yang dimiliki," ujar Handito kepada Bisnis.com, Minggu (6/12/2020).
Secara sektoral, ekspor produk industri olahan di Tanah Air tercatat mengalami pertumbuhan positif dalam setahun terakhir.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor industri olahan RI naik dari US$105,95 miliar pada periode Januari-Oktober 2019 menjadi US$106,14 miliar pada periode yang sama tahun ini, atau naik 0,18 persen year-on-year (yoy).
Menurutnya, pemerintah daerah mesti diberikan keleluasaan dalam mempromosikan produk luar negeri agar tren positif ekspor produk industri olahan tersebut dapat berkelanjutan.
Baca Juga
Ditambah lagi, lanjutnya, Presiden Joko WIdodo dikatakan telah memberikan tanda lampu hijau kepada pemerintah daerah untuk menjadi lokomotif ekspor produk industri olahan masing-masing.
Adapun, sejumlah produk ekspor industri olahan diprediksi moncer ke depannya. Khususnya, produk-produk yang memiliki basis bahan baku melimpah sehingga proses industrialisasinya perlu didorong.
Produk-produk tersebut antara lain rempah-rempah, produk perkebunan seperti sawit dan kopi, produk pertanian non-rempah, dan perikanan. Selain itu, produk industri olahan seperti pangan, busana, alas kaki, dan furnitur juga dinilai memiliki masa depan yang cerah.
Kendati demikian, daerah-daerah yang berperan penting untuk ekspor produk industri olahan masih terpusat di Pulau Jawa, terutama di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Daerah-daerah lain, terutama di Indonesia bagian timur, bahkan belum siap buat melakukan ekspor produk yang sudah diolah.
"Baik di Jawa Timur maupun Jawa Tengah, pengolahan produk pangan, perkebunan, dan furnitur masih terus berjalan serta berkelanjutan," ujar Handito.