Bisnis.com, JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero) telah mendapatkan penugasan dari pemerintah melalui Perpres 117/2015 untuk membangun 24 ruas jalan tol Trans Sumatra sepanjang lebih kurang 2.700 km. Perusahaan memaparkan sejumlah manfaat bagi masyarakat dari proyek tersebut.
Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto menjelaskan proyek tol ini akan membangun peradaban baru bagi masyarakat dimana akan ada sejumlah peluang yang muncul.
"Ada berbagai peluang yang muncul dari tol Sumatra misalnya peluang usaha kuliner daerah yang bisa diangkat, lalu tentu saja biaya transportasi menjadi lebih rendah dengan terhubung jalan tol," ujarnya dalam webinar Tol Sumatra Membawa Peradaban dan Perilaku Baru, Rabu (25/11/2020).
Budi mengatakan untuk fasilitas kepada pengguna tol pihaknya menyediakan tempat istirahat atau rest area setiap 50 kilometer jalan tol, dimana di tempat itu pengguna tol bisa berbelanja beragam produk lokal dan juga kuliner.
Kemudian dengan jalan tol yang terhubung di Sumatra, masyarakat bisa lebih mudah untuk rekreasi ke lokasi pariwisata serta bersilaturahmi dengan keluarga antar kota.
Selain peluang, ternyata perseroan juga menghadapi sejumlah tantangan saat mengoperasikan jalan tol yang menjadi hal baru bagi masyarakat di Sumatra.
"Misalnya truk dengan kelebihan ukuran dan kapasitas atau istilahnya ODOL [over dimension over loading], ini bisa menyebabkan ruas tol menjadi lebih cepat rusak akibat beban tidak sesuai standar," ujarnya.
Ditambah lagi saat ini trafik atau arus lalu lintas di tol masih rendah, sehingga berpotensi menimbulkan aksi kejahatan atau tindakan kriminal. Karena itu HK bersama pihak kepolisian terus menjalankan patroli serta menempatkan petugas keamanan di ruas tol Sumatra.