Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menilai Pelabuhan Patimban tetap memerlukan akses utama berupa jalan tol untuk mendukung mobilitas penggunanya.
Ketua Gaikindo Yohannes Nangoi berharap selain membangun fisik, perlu ada dukungan akses yang utama berupa tol.
Dia mencontohkan ketika harus mengirimkan 5.000 unit mobil dalam satu kapal. Ketika akses jalan yang dilalui bukan tol, maka sangat mungkin terjadi kendala di jalur jalan nasional.
"Misalkan satu kapal berangkat Desember dengan satu kapal 5.000 mobil harus sandar dan mobil siap diangkut ke kapal, harus dikirim dari pabrik ke pelabuhan, pengangkutannya itu perlu trailer, karena mobil tidak dikehendaki jalan di jalan raya, km masih nol," urainya, Jumat (20/11/2020).
Truk trailer, paparnya, hanya mampu mengangkut maksimum 5 mobil, artinya sekali jalan akan ada 1.000 trailer dari pabrik ke pelabuhan. Ketika kendaraan berukuran besar berseliweran di jalan nasional ini katanya, tentu akan menimbulkan kendala.
"Apalagi ketika trailer sedang mengirim mobil dan yang kembali berpapasan di jalan. Pemerintah sudah bekerja keras, alternatifnya harus dilihat, kami ingin manfaatkan semaksimal mungkin patimban termasuk selama belum ada jalan tolnya," katanya.
Baca Juga
Pemerintah menargetkan akses jalan tol masuk Pelabuhan Patimban baru beroperasi 2023, artinya guna mengakses pelabuhan swasta terbesar tersebut, masyarakat wajib melalui jalan nasional Pantura sepanjang 64,7 Km dari exit tol Dawuan.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Agus H Purnomo menuturkan secara lokasi Pelabuhan Patimban cukup strategis karena dapat menjangkau industri yang ada di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Adapun, akses tol baru akan selesai dibangun pada 2023.