Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mendorong pembangunan kawasan ekonomi khusus di berbagai lokasi di Tanah Air. Kebijakan ini dinilai memberi dampak berganda pada saat konstruksi serta setelah beroperasi.
Wahyu Utomo, Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian, menjelaskan secara jangka pendek dampak positif pembangunan kawasan ekonomi khusus (KEK) berupa pembangunan infrastruktur pendukung di lokasi sekitar KEK.
"Estimasi penyerapan investasi dari pembangunan kawasan industri yang merupakan proyek strategis nasional [PSN] pada 2020 itu sekitar Rp52,93 triliun dengan estimasi serapan tenaga kerja sebanyak 31.513 orang," ujarnya dalam seminar virtual agenda BPIW Expo 2020, dengan tema Pemulihan Ekonomi Nasional di kawasan perkotaan, Kawasan Industri, dan Kawasan Ekonomi Khusus, Senin (16/11/2020).
Kemudian, estimasi penyerapan investasi infrastruktur PSN pendukung kawasan industri seperti jalan akses, pelabuhan, dan kereta api pada tahun ini sudah mencapai Rp31,54 triliun dengan estimasi penyerapan tenaga kerja sebanyak 24.322 orang.
Selain itu secara jangka menengah dan jangka panjang, pembangunan KEK akan memberi dampak positif kepada perekonomian dari aktifitas serta kegiatan operasional industri yang ada di dalam KEK.
Dia memerincikan di antaranya yaitu peningkatan nilai ekspor negara, peningkatan porsi industri pengolahan terhadap produk domestik bruto. Lalu, penyerapan tenaga kerja oleh perusahaan yang beroperasi di KEK maupun industri pendukungnya yang bersifat langsung dan tidak langsung.
Baca Juga
Selain itu, ada juga dampak berupa peningkatan penanaman modal asing dan investasi secara umum. Sampai pada peningkatan aktivitas ekonomi wilayah sekitar akibat aglomerasi.
"Kami melakukan studi kasus di Shenzen, China, di mana sejak 1980 masih area perdesaan dengan 330.000 penduduk, pada 2019 jumlah populasi naik 36 kali lipat, pendapatan perkapita pajak naik 37 kali lipat, PDRB naik 10.000 kali, serta pendapatan pajaknya naik 31.000 kali," ujarnya.