Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beban Orang Miskin naik, Harga Nasi dan Lauk Pauk Melonjak

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi inti pada Oktober sebesar 0,04 persen. Inflasi inti terjadi dipicu oleh kenaikan harga nasi dan lauk pauk.
Pedagang menata sayuran yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2020)./ ANTARA - Sigid Kurniawan
Pedagang menata sayuran yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2020)./ ANTARA - Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi inti pada Oktober sebesar 0,04 persen dengan sumbangan ke inflasi 0,03 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan inflasi inti terjadi dipicu oleh kenaikan harga nasi dan lauk pauk.

"Tetapi di sisi lain ada penurunan harga emas perhiasan yang memberikan andil ke deflasi," kata Suhariyanto dalam rilis BPS, Senin (2/11/2020).

Seperti diketahui, inflasi pada bulan Oktober dipicu oleh kelompok harga makanan dan minuman yang mengalami inflasi 0,29 persen dengan andil 0,07 persen. Inflasi di kelompok ini dipicu oleh kenaikan harga cabai merah, bawang merah dan minyak goreng. 

Komoditas tersebut terpengaruh oleh curah hujan di banyak daerah di Indonesia. 

"82 kota IHK karena cuaca yang tidak terlalu berpihak, di sana curah hujan yang tinggi berdampak pada produksi dan kualitas cabai merah dan bawang merah," katanya. 

Kendati demikian, komoditas ini lebih berpengaruh kepada inflasi harga bergejolak, bukan inflasi inti. Namun, komoditas ini akan mempengaruhi harga lauk pauk. 

Oleh karena itu, kelompok harga di inflasi umum yang andilnya cukup besar adalah penyediaan makanan dan minuman atau restoran sebesar 0,19 persen dan andilnya 0,02 persen.

Lebih lanjut, Suhariyanto mengakui adanya penurunan daya beli di 40 persen kelompok masyarakat dengan pendapatan rendah.

"Biasanya inflasi inti digunakan sebagai indikator daya beli, tapi behavior masyarakat agak berbeda, 40 persen ke bawah karena terdampak Covid-19, banyak yang dirumahkan dan mengalami penurunan upah," ungkapnya. Sementara itu, dia melihat kelompok masyarakat menengah atas diduga masih menahan konsumsi.

Dia menegaskan hal ini akan terlihat dalam rilis PDB Indonesia kuartal III/2020 pada 5 November 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper