Bisnis.com, JAKARTA – Pengeboran sumur Blok Rokan, yang awalnya ditargetkan dilakukan pada November 2020, oleh PT Chevron Pasific Indonesia disebut berpotensi mundur hingga Desember 2020.
Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Julius Wiratno menjelaskan kondisi pandemi Covid-19 dapat mempengaruhi proses pengeboran sumur tersebut.
"Rencananya akan ada 11 sumur dibor pada tahun ini, pada akhir November atau awal Desember," katanya dalam paparan kepada media, Jumat (23/10/2020).
SKK Migas dengan Chevron telah menandatangani Head of Agreement (HoA) untuk mengakselerasi investasi di wilayah kerja Rokan pada masa transisi hingga Agustus 2021.
Julius menuturkan untuk persiapan pengeboran, pihaknya telah dengan cepat mempersiapkan rig dan telah kontrak-kontrak kegiatan penunjang. Hingga akhir tahun nanti, akan ada dua rig yang dimodifikasi dari kegiatan work over untuk kegiatan pengeboran.
"Total sekitar enam rig yang akan available untuk WK [Wilayah Kerja] Rokan," ungkapnya.
Baca Juga
Pengeboran di Blok Rokan merupakan upaya penambahan produksi dari masa transisi pada 2020 hingga alih kelola kepada Pertamina pada Agustus 2021.
Investasi untuk kegiatan pengeboran tersebut ditaksir senilai US$154 juta. Perinciannya, pengeboran 11 sumur untuk peningkatan produksi sebesar 500 BOPD pada tahun ini dengan investasi US$11 juta dan 107 sumur dengan perkiraan investasi US$143 juta untuk penambahan produksi sebesar 5.000 BOPD.