Terus Membangun di Tengah Pandemi

Salah satu tantangan pemerintah saat ini adalah melanjutkan pembangunan infrastruktur transportasi untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah, di tengah adanya pandemi COVID-19.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat memberikan keynote speech pada upacara Harhubnas 17 September 2020 yang disaksikan secara virtual oleh seluruh pegawai Kemenhub di seluruh Indonesia.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat memberikan keynote speech pada upacara Harhubnas 17 September 2020 yang disaksikan secara virtual oleh seluruh pegawai Kemenhub di seluruh Indonesia.

Bisnis.com, JAKARTA - “Salah satu tantangan pemerintah saat ini adalah melanjutkan pembangunan infrastruktur transportasi untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah, di tengah adanya pandemi COVID-19. Kementerian Perhubungan tetap mengedepankan protokol kesehatan, dalam melanjutkan pembangunan ini, agar kesehatan tetap terjaga, dan pemulihan ekonomi juga tetap berjalan”

Atas visi besar itulah yang menjadikan Kementerian Perhubungan tampil terdepan selaku penyandang tugas utama membuka dan membangun konektivitas wilayah untuk bisa terus bersaing di era global.

Melalui konektivitas, berbagai potensi ekonomi wilayah tentu makin terangkat, termasuk industri pariwisata karena dukungan kemudahan mobilitas dan perpindahan individu antar wilayah.

Kebutuhan logistik pun bakal semakin mudah terpenuhi dengan rentang harga setara hingga pada akhirnya mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.

Meski begitu membangun konektivitas yang mampu menghubungkan Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote tentu bukan perkara mudah. Beragam tantangan akan terus menyertai dalam semangat membangun negeri.

Tantangan itulah yang terus diingatkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat dialog publik Konektivitas Membangun Bangsa, Wujudkan Asa Majukan Indonesia, Kamis (17/9).

Melalui diskusi secara virtual dalam rangka Peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) 2020, Menhub mengingatkan bahwa kebutuhan pelayanan transportasi dari waktu ke waktu selalu mengalami peningkatan baik secara kualitas maupun kuantitas.

Terus Membangun di Tengah Pandemi

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat menghadiri dialog publik Konektivitas Membangun Bangsa, Wujudkan Asa Majukan Indonesia, Kamis (17/9).

"Seiring dengan peningkatan kebutuhan pelayanan itu maka tidak sedikit timbul persoalan di dalam penyelenggaraannya, terlebih pada masa Pandemi Covid-19 saat ini," tuturnya.

Meskipun secara konsisten dan bertahap pembangunan konektivitas dan jaringan logistik di Tanah Air terus terealisasi makin baik tetapi Kemenhub tentu membutuhkan dukungan yang makin kuat dari stakeholders lain.

"Melalui kebersamaan diharapkan terus melahirkan semangat untuk berkembang dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan, keamanan, dan kenyamanan bagi setiap pengguna jasa transportasi," ujar Budi.

Kemenhub juga memastikan bahwa sesuai pesan Presiden Jokowi, kebijakan pembangunan sistem transportasi bakal terus dipadukan dalam bingkai sistem transportasi yang berkelanjutan.

Artinya, tidak hanya memperhatikan biaya yang harus ditanggung masyarakat dalam melakukan perjalanan (out-of-pocket cost) tetapi juga dampak positifnya bagi lingkungan setempat sehingga muncul titik-titik pertumbuhan ekonomi baru.

Kawasan Strategis

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi menambahkan hingga kini telah terbangun aksesibilitas dan konektivitas di sejumlah titik terutama daerah Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

"Dukungan KSPN 2020 ini di wilayah 5 Bali Baru + Bali + Raja Ampat," ujarnya.

Selain itu, tahun ini Ditjen Hubdat juga membangun prasarana transportasi jalan, seperti terminal tipe A di tiga titik, revitalisasi terminal tipe A di 15 titik, rehabilitasi UPPKB di tujuh titik dan terminal barang internasional di enam titik.

Adapun untuk transportasi sungai, danau dan penyeberangan, pihaknya juga telah membangun 13 pelabuhan penyeberangan, 13 pelabuhan sungai, dan 14 pelabuhan danau. Untuk daerah perintis, Kemenhub membangun penyeberangan di 253 titik lokasi, menghadirkan empat unit bus air dan sembilan unit kapal penyeberangan.

“Jadi aktivitas kami tidak berkurang dan itu semuanya untuk mendukung sebagaimana arahan Pak Menhub bahwa transportasi untuk urat nadi perekonomian nasional," ujar Budi Setiyadi.

Adapun Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri menyatakan siap terus mewujudkan belasan Proyek Strategis Nasional (PSN) kereta api di tengah Pandemi Covid-19.

Saat ini ada 16 PSN bidang kereta api yang bakal ditargetkan segera rampung. Salah satunya pembangunan jalur kereta api (KA) di Sulawesi.

"Insha Allah pada masa Pandemi bisa terus dibangun dan dioperasikan awal tahun depan atau 2022 di Sulawesi," jelasnya.

Sementara proyek jalur kereta api yang sudah rampung a.l. jalur KA Bandar Tinggi-Kuala Tanjung, KA Prabumulih-Kertapati, KA MartapuraBaturaja, dan KA Kotabumi-Cempaka, KA Bandara Kualanamu, KA Bandara Internasional Minangkabau, dan LRT Sumatera Selatan. Pihaknya juga akan meneruskan rencana pembangunan kereta api Bandara YIA (Kedundang-YIA) dan KA baru akses menuju Borobudur.

Sementara itu, Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub R. Agus H. Purnomo menyatakan akan tetap memprioritaskan kawasan terluar agar lebih mudah terakses transportasi laut hingga berdampak kepada pemerataan ekonomi di Tanah Air.

“Fokus kami adalah bagaimana kawasan 3T yakni tertinggal, terluar, terdalam, utamanya yang di Timur, bisa dilakukan angkutan sehingga terjadi konektivitas, karena selama ini sentra-sentra ekonomi masih berada di wilayah Barat, terutama Jawa,” paparnya.

Kemenhub sudah menyiapkan berbagai jaringan angkutan laut baik orang maupun logistik yang bakal menghubungkan berbagai wilayah. Salah satunya, menyiapkan 26 kapal besar dari PT Pelni yang berlayar dari Belawan sampai Merauke.

Selain untuk penumpang, kapal perintis dan hewan juga disiapkan sehingga potensi komoditi di Timur bisa dikirimkan ke daerah lain.

"Misalnya kapal ternak yang melintasi jalur mulai dari NTT sampai Jawa, Sumatra, dan juga Sulawesi," ujar Purnomo.

Lima Prioritas

Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto menjelaskan bahwa konektivitas menjadi salah satu Grand Plan Transportasi Udara yang sedang dikerjakan. Selain itu hub primer dan super hub, konektivitas kargo,dukungan logistik KIK dan pariwisata.

Untuk program konektivitas udara terdapat lima prioritas. Pertama, konektivitas daerah 3T yakni terluar, tertinggal dan terdalam, dengan jembatan udara 37 rute di Papua (Proyek Utama). Kedua, pembangunan 21 bandara baru.

Ketiga, pengembangan 10 bandara hub primer. Keempat, rehabilitasi dan pengembangan 175 bandara pendukung KSPN, KEK, dan KI. Yang kelima pembangunan bandara perairan di lima lokasi pendukung pariwisata.

Untuk konektivitas penerbangan dalam negeri, saat ini terdapat 393 rute yang menghubungkan 135 kota di Indonesia.

Sedangkan konektivitas penerbangan luar negeri, lanjut Riyanto, terdapat 152 rute yang menghubungkan Indonesia dengan beberapa kota besar di dunia.

Pada akhirnya keberhasilan penyelenggaraan jasa transportasi juga bergantung kepada pelayanan yang diberikan seluruh insan perhubungan.

"Untuk itu insan perhubungan harus tetap semangat dalam situasi Pandemi saat ini, " demikian Menhub Budi Karya Sumadi.

Protokol Kesehatan untuk Jaga Layanan Transportasi

Pandemi COVID-19 menekan perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Sektor Transportasi sangat terdampak. Kementerian Perhubungan terus berupaya memulihkan layanan jasa transportasi, dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan.

Imbas Pandemi yang dirasakan masyarakat perhubungan di Indonesia pun merata di berbagai sektor transportasi baik darat, kereta, laut maupun udara, terutama angkutan penumpang.

Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi mengakui seiring mewabahnya Covid-19 sektor transportasi darat memasuki era terberat. Pergerakan orang pada angkutan penumpang mengalami penurunan signifikan.

“Pandemi Covid-19 telah menurunkan aspek pergerakan di semua sektor, terutama manusia atau penumpang,” jelasnya, Kamis (17/9).

Grafik produksi terminal bus mulai dari datangnya Covid-19 sampai saat ini terpantau menurun. Meski pada Juli sempat meningkat kembali seiring pembukaan masa adaptasi kebiasaan baru (new normal).

“Produksi penyeberangan orang juga menurun di beberapa daerah tertentu,” tutur Setiyadi.

Namun demikian, di sektor angkutan logistik tidak terlihat mengalami penurunan karena memang menjadi prioritas utama Kemenhub dalam upaya mendukung perekonomian tetap berjalan di tengah pandemi.

Setidaknya terdapat tiga tantangan transportasi darat. Pertama, pencegahan penyebaran Covid-19, kedua memperbaiki perekonomian nasional dan ketiga adalah sustainability para operator agar bisa tetap survive di masa pandemi.

Untuk mendukung keberlangsungan operator, lanjut Setiyadi, antara lain memberikan kebijakan pembebasan pajak kendaraan bermotor (termasuk KIR), mempermudah pergerakan kendaraan barang, dan mengatur ulang penggunaan bus penumpang untuk angkutan logistik.

Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri menambahkan jumlah pergerakan penumpang kereta api saat Pandemi Covid-19, untuk KA antar kota dan lokal maupun Jabodetabek mengalami penurunan signifikan.

Jumlah penumpang harian KA antar kota dan lokal, tertinggi pada Agustus sebanyak 32.133 penumpang (pnp) dengan kapasitas 68.677 pnp, lalu September menurun 19.143 pnp dengan kapasitas 72.067 pnp (okupansi 27%).

Sementara jumlah penumpang harian untuk KA Jabotabek, tertinggi Agustus 415.382 pnp (okupansi 27%), lalu September menurun sebesar 405.033 pnp (okupansi 26%).

“Kami telah menyiapkan beberapa hal dalam upaya memberikan dukungan kepada operator di masa pandemi ini, salah satunya akan memberikan subsidi biaya rapid test penumpang KA,” ujarnya.

Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto juga menyatakan hal serupa. “Untuk penumpang domestik memang tidak mudah. April, Mei benarbenar berada di bawah. Tetapi Alhamdulillah Juni, Juli, Agustus aktif penumpang kita bertahap naik dan produksi penerbangan sampai 50 persen, load factor di atas 50 persen,” ujarnya.

Menurut Riyanto, dampak pandemi sangat terasa di transportasi udara sehingga perlu adanya inovasi pemanfaatan IT dan kolaborasi dengan berbagai stakeholders, yang didukung regulasi efisien dan efektif untuk tetap bertahan.

Sementara Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Kemenhub R. Agus H. Purnomo menjamin kelancaran pendistribusian logistik nasional bahkan dalamsituasi pandemi Covid-19.

Menurutnya sektor angkutan laut tidak tumbuh, tapi tetap berjalan. Berdasarkan data Pelindo, sektor logistik mengalami penurunan 10-11 persen di masa pandemi Covid-19,” ujarnya pada acara diskusi online, Selasa (15/9).

Pihaknya memastikan akan terus berupaya agar tercipta pertumbuhan ekonomi di masa pandemi ini, melalui berbagai cara antara lain, tetap mengoperasikan pelabuhan dan pelayaran, khususnya bagi kapal kargo atau barang dengan tetap memprioritaskan keselamatan pelayaran dan protokol kesehatan.

Selain itu, menyiapkan beberapa diskresi melalui sertifikasi ulang dan pemberian perpanjangan izin, dan tetap menjalankan program pendistribusian logistik melalui Tol Laut, kapal perintis, maupun kapal ternak.

Protokol Kesehatan

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan bahwa penerapan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin merupakan ikhtiar bersama dalam mengurangi penyebaran wabah Covid-19.

Pasalnya penerapan protokol kesehatan merupakan kunci agar pengguna jasa atau penumpang merasa percaya diri melakukan perjalanan.

“Healthy Passenger Experience saat ini merupakan hal penting untuk me-restart transportasi agar menjadikan masyarakat lebih produktif saat adaptasi kebiasaan baru,” ujarnya.

Menhub mengingatkan dalam situasi saat ini, insan perhubungan juga berada pada garda terdepan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, dengan memberikan teladan dalam memenuhi ketentuan.

“Semua sarana dan prasarana transportasi harus dapat menjamin keselamatan dan kesehatan masyarakat, aman dan nyaman bagi semua pengguna transportasi,” ujarnya.

Tantangan yang ada ini harus menjadi cambuk semangat untuk menjalankan amanah dalam rangka mewujudkan layanan transportasi yang handal bagi masyarakat.

Pasalnya, sektor transportasi yang sangat bersentuhan langsung dengan masyarakat, tetap harus mampu memberikan solusi cerdas dalam penyelenggaraan transportasi pada masa pandemi seperti saat ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper