Bisnis.com, JAKARTA -- Pembelajaran luring bagi pendidikan vokasi diharapkan dapat dijalankan secara perlahan selama tetap menerapkan protokol kesehatan.
Hal tersebut dianggap perlu dilakukan pemerintah untuk menyiapkan tenaga kerja yang cakap dalam menyambut investasi asing tahun depan.
Pakar Ketenagakerjaan Payaman Simanjuntak mengatakan pembelajaran luring dapat dilakukan secara bertahap dan terbatas untuk pendidikan pada Oktober dan November, atau seluruh sisa bulan pada 2020.
"Porsi praktik bisa diperkecil. Mungkin dengan adanya pandemi Covid-19 setiap 1 kelompok pelajar berjumlah 5-10. Yang penting pendidikan luring bisa tetap berjalan," ujar Payaman kepada Bisnis, Rabu (16/9/2020).
Menurut Payaman, dengan tetap dijalankannya proses pembelajaran vokasi secara luring, pemerintah memiliki masa persiapan lebih panjang dalam menyiapkan tenaga kerja yang mampu bersaing di industri berbasis digital tahun depan.
Meski demikian, pemerintah tetap harus menggenjot pelaksanaan program pembelajaran vokasi dari Februari hingga April 2021 sehingga penyerapan tenaga kerja bisa dilakukan sesuai dengan target pada semester II/2021.
Baca Juga
Tak hanya itu, pemerintah juga harus mempersiapkan diri dari segi anggaran. Payaman mengatakan antara anggaran pendidikan jangka panjang dan jangka pendek harus seimbang.
"Setidaknya, antara dua sektor pendidikan tersebut anggarannya 2 berbanding 3 lah," lanjutnya.
Selain itu, pemerintah juga diminta berkoordinasi dengan investor untuk menjamin kepastian keterserapan tenaga kerja lokal.
Menurut Payaman, beberapa hal yang perlu dikoordinasikan adalah jenis teknologi yang akan digunakan dan kompetensi yang diperlukan oleh perusahaan dari tenaga kerja RI.
"Selama ini, kita hanya asal investasi saja. Tidak ditanya teknologi apa yang digunakan dan kompetensi apa yang diperlukan. Jadi, kalau yang masuk perusahaan dari China, ya, TKA China aja yang diserap," tegasnya.