Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian menilai implementasi Industri 4.0 menjadi salah satu langkah strategis untuk membangkitkan aktivitas sektor manufaktur di dalam negeri, terutama pada fase menghadapi kebiasaan baru dalam kondisi pandemi Covid-19.
Berdasarkan inisiatif Making Indonesia 4.0, sektor industri dituntut untuk mulai memperhatikan kebutuhan konektivitas teknologi agar bisa lebih meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan.
"Saat ini, makin banyak industri skala besar maupun sedang di Tanah Air yang tengah menyiapkan strategi mengadopsi teknologi digital untuk memasuki era industri 4.0," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Doddy Rahadi, Jumat (11/9/2020).
Doddy mengemukakan bahwa transformasi ke arah Industri 4.0 merupakan indikasi yang baik bagi sektor industri sehingga guna mengakselerasinya, perlu dukungan dari seluruh pemangku kepentingan terkait.
Menurut Doddy, pembangunan infrastruktur digital menjadi bagian yang vital dalam menarik minat investor untuk membangun pabriknya di suatu kawasan industri.
"Oleh karena itu, perusahaan pengelola kawasan industri perlu menyediakan sarana prasarana dan fasilitas yang mendukung perkembangan teknologi pada era digital ini sesuai dengan kebutuhan para investor, salah satunya adalah ketersediaan jaringan koneksi dan fasilitas digital yang mendukung,” ujarnya.
Baca Juga
Terkait dengan hal itu, Kemenperin memberi apresiasi kepada PT Jababeka Tbk. sebagai pengembang kawasan industri yang tengah menjajaki potensi implementasi industri 4.0 dalam proses bisnisnya.
Direktur PT Jababeka Tbk. Hyanto Wihadhi mengatakan bahwa dengan adanya gebrakan dari pemerintah melalui peluncuran peta jalan Making Indonesia 4.0, penerapan teknologi industri 4.0 diharapkan bisa berjalan optimal.
"Teknologi Industri 4.0 memberi kemudahan akses digital secara real time serta meningkatkan produktivitas dan kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan yang bernaung dalam kawasan yang dikelola oleh kami,” ungkapnya.