Bisnis.com, JAKARTA – Boeing Co. memutuskan menarik kembali delapan buah pesawat jet bertipe 787 Dreamliner, setelah menemukan adanya gangguan produksi.
Seperti dikutip dari Bloomberg Jumat,(28/8/2020) mengatakan, kedelapan pesawat tersebut harus dipindahkan ke bagian perbaikan untuk diperbaiki.
Boeing dalam keterangan resminya mengatakan, cacat produksi ditemukan di bagian sambungan di bagian belakang pesawat berbadan lebar tersebut.
"Harus diperiksa dan diperbaiki sebelum melanjutkan operasi," kata Boeing dalam keterangan resminya, Jumat (28/8/2020).
Perusahaan tersebut mengaku telah mengirimkan notifikasi ke Federal Aviation Administration (FAA) dan melaporkan bakal melakukan peninjauan menyeluruh terhadap akar masalahnya.
Air Canada, United Airlines Holdings Inc. dan Singapore Airlines Ltd. melaporkan mereka masing-masing memiliki salah satu pesawat yang mengalami cacar produksi tersebut.
Baca Juga
Masalah tersebut menambah serangkaian kesengsaraan bagi Boeing. Sebelumnya perusahaan telah tertekan lantaran produk 737 Max, gagal diizinkan terbang sejak Maret 2019 setelah dua kecelakaan yang menewaskan 346 orang.
Perubahan pada sistem kontrol penerbangan berbadan sempit sedang diuji oleh regulator, dan pesawat diperkirakan diizinkan untuk terbang pada akhir tahun.
Perjalanan udara, terutama penerbangan jarak jauh yang menggunakan Dreamliner, telah berkurang selama pandemi Covid-19. Pandemi juga memperlambat produksi Boeing, sehingga berpotensi mengurangi jumlah pesawat yang terkena masalah manufaktur.
Cacat Dreamliner pertama kali dilaporkan oleh sebuah blog yakni Air Current.
Sementara itu, FAA mengatakan sedang terlibat dalam pemeriksaaan bersama dengan Boeing terkait Dreamliner yang mengalami cacat produksi.
Karena pesawat dibuat di AS, maka hukum internasional menyatakan bahwa FAA akan memimpin dalam menentukan jenis inspeksi dan perbaikan yang diperlukan setelah berkonsultasi dengan Boeing.
Adapun Dreamliner, jet berbadan lebar milik Boeing, mengalami serangkaian masalah setelah debutnya di tahun 2011.