Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah berikan alasan memilih Bali menjadi percontohan pariwisata aman Covid-19 yang menerapkan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, and Environmental Sustainability).
Garuda Indonesia pun menuai untung dengan melesatnya jumlah penumpang ketika liburan panjang Tahun Baru Hijriyah lalu..
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wisnutama Kusubandio mengatakan pada kondisi krisis yang menghantam sektor pariwisata saat ini, pemerintah harus memilih destinasi mana yang kembali tumbuh terlebih dahulu.
Saat kondisi sekarang kami harus pilih mana yang rebound terlebih dahulu, di Bali memiliki dampak luas, negatif dan positif. Berita negatif ada dampaknya ke luar negeri cukup kuat, begitu juga kabar positif," katanya, dalam live instagram (ig) di akun @garuda.indonesia, Jumat (28/8/2020).
Dia bercerita, Bali memiliki kontribusi besar terhadap pariwisata di Indonesia. Pasalnya, pada 2019, lebih dari 40 persen wisatawan mancanegara ke Indonesia, datangnya ke Bali dan itu baru data yang melakukan penerbangan langsung, belum termasuk yang transit dahulu melalui Jakarta atau wilayah lain.
Dengan demikian, ketika penanganan protokol kesehatan di Bali dilakukan secara komprehensif, dan penerapan protokol kesehatan sebaik-baiknya hal ini akan menjadi model bagi wilayah lain.
Baca Juga
"Ini jadi good news penanganan Covid-19 ke luar negeri. Kami menjalankan protokol kesehatan, persepsi positif internasional, ke investasi juga jadi bagus. Pergi sehat pulang sehat," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan pihaknya juga sudah menuai hasil positif dari protokol kesehatan yang diterapkan di Bali.
Selama libur panjang HUT RI Ke-75 dan Tahun Baru Hijriah, Garuda Indonesia berhasil melakukan 5 penerbangan langsung ke Bali. Padahal, perkiraannya sepanjang libur tersebut paling banyak hanya 3 penerbangan.