Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Tinggalkan Bank Dunia karena Orang Tua, Ini Kisahnya

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan orang tua menjadi alasan dia untuk menanggalkan jabatannya selaku Direktur Pelaksana Bank Dunia pada 2016 lalu. Pasalnya, orang tuanya memiliki semangat nasionalisme dan harapan besar adanya perbaikan di negara.
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam acara virtual perilisan Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun RI/Bank Indonesia
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam acara virtual perilisan Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun RI/Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan orang tua menjadi alasan dia untuk menanggalkan jabatannya selaku Direktur Pelaksana Bank Dunia pada 2016 lalu.

Pasalnya, orang tuanya memiliki semangat nasionalisme dan harapan besar adanya perbaikan di negara.

"Almarhum orang tua saya pasti akan merasa senang saya kembali Indonesia. Mereka pasti mengharapkan saya bisa memperbaiki kesejahteraan rakyat. Orang tua saya kan dua-duanya guru besar jadi hatinya perhatiannya selalu terhadap sumber daya manusia atau kualitas SDM," jelasnya lewat diskusi daring, Senin, (17/8).

Dia pun mengungkapkan bahwa saat Presiden Jokowi memintanya pulang kembali dan menjabat sebagai Menteri Keuangan merupakan suatu panggilan yang terhormat dan sekaligus menjadi amanah yang perlu dijaga dengan baik.

Menurutnya, pengabdian kepada Negara menjadi prioritas yang perlu dipenuhi oleh setiap warga, khususnya dirinya sendiri.

"Seolah-olah jabatan menteri Keuangan dibandingkan Bank Dunia itu lebih enakan di sana tetapi kalau orang kerja itu kan tidak cari enak dan tidak enak," jelasnya.

Sri Mulyani juga mengatakan almarhum orang tuanya juga pasti akan mendukung keputusan untuk menerima penunjukkan presiden Jokowi sebagai menteri keuangan Indonesia.

Dia pun  menceritakan pertemuannya dengan Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi dalam sebuah seminar di Surakarta, 22 tahun lalu.

Dalam acara seminar tersebut, Sri Mulyani diundang sebagai pembicara dari Universitas Indonesia bersama pengusaha Jaya Suprana. Dia mengungkapkan bahwa di waktu tersebut dirinya baru saja menjadi pengajar dan menjabat sebagai ketua lembaga penelitian.

Sedangkan, Jokowi merupakan eksportir furnitur yang menjadi pengundang narasumber sekaligus sponsor acara. Adapun gelar wicara tersebut membahas  seputar kebangkitan dunia usaha di masa krisis 1998.

"Orang yang jadi panitia [seminar] meneruskan foto [kepada saya]. Di foto itu, waktu itu, wajahnya enggak seperti Pak Jokowi," ujarnya.

Dia menyebut, Jokowi merupakan sosok pengusaha yang mampu melihat kesempatan emas dibalik krisis, sebagai roda untuk menggenjot bisnisnya ke arah yang lebih jauh.

"Ketika rupiah collapse dari Rp2.350 menjadi Rp16.000 per dolar Amerika, pengusaha furniture pendapatannya melonjak enam kali lipat. Beliau [Jokowi] langsung ekspansi pabrik tiga kali," jelasnya.

Sri pun berharap pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mendapatkan pandangan untuk melihat peluang dari masa krisis saat ini, sehingga tidak hanya dapat bertahan melainkan dapat bertumbuh.

"Cerita itu intinya harapan dan cara kita bersikap [di masa krisis]. Saya sampaikan, 22 tahun can change your life totally," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper