Bisnis.com, JAKARTA -- Sebagian besar negara yang ekonominya bergantung dengan kegiatan ekspor dan impor dapat dikatakan sangat terpukul dengan disrupsi permintaan yang diakibatkan oleh pandemi.
Budi Gunadi Sadikin Ketua Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional mengatakan dalam hal ini Indonesia sangat diuntungkan dengan jumlah penduduk serta konsumsi domestiknya yang tinggi.
Tidak hanya di Indonesia, beberapa negara lain di dunia juga mengalihkan strategi pemulihan ekonomi ketika permintaan ekspor melemah dengan menjaga konsumsi domestik dan belanja produk dalam negeri.
"Peluang ekspor berkurang karena demand di negara tujuan juga melemah. Untuk sektor yang masih menjanjikan akan terus kami dorong dengan kebijakan insentif pajak dan kelonggaran kredit modal kerja yang sudah dijalankan," ujar Budi pada webinar Forum Merdeka Barat 9 bertajuk Optimis Bangkit dari Pandemi, Sabtu (15/8).
Untuk investasi, yang dipastikan lesu secara global, akan diaktifkan kembali sesaat setelah negara-negara lain membuka koridornya pasca pemberlakuan lockdwon.
Budi membeberkan bahwa pemerintah juga sudah menyiapkan sejumlah tim untuk langsung menjemput para calon investor dari luar negeri, untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Baca Juga
"Jika dibandingkan dengan negara lain yang sangat bergantung dengan perdagangan global, konsumsi [domestik] kita yang besar sangat membantu [pemulihan] ekonomi," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Badan Usaha Milik Negara sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir mengatakan bahwa perbaikan yang sudah dilakukan dari segi iklim investasi berjalan dengan baik.
Salah satunya melalui kemudahan izin investasi dengan kendali perijinan satu atap yang dilaksanakan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal, disamping dengan sinergi yang berjalan antara stakeholder terkait.
Setelah izin investasi dipermudah, langkah selanjtunya, menurut Erick adalah mendorong kemudahan proses pembangunan kawasan industri seperti yang sedang direncanakan di Batang dan Subang.
"Agar ketika investasi masuk pada 2020-2021 kita tidak lagi kehilangan momentum, jangan sampai kalah dari negara tetangga seperti Vietnam atau Myanmar," ujarnya.
Poin berikutnya yang perlu ditekankan untuk mendukung penguatan ekonomi adalah transfer teknologi, "Jangan mau [kalau] kita hanya jadi pasar," tukas Erick.
Ada banyak peluang yang bisa didapatkan dari transfer teknologi seperti pada investasi asing dalam produksi baterai Electric Vehicle (EV) atau gasifikasi (gasification) dari batu bara.