Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia memperkirakan moderasi pertumbuhan konsumsi rumah tangga berlanjut tahun ini sekalipun ada faktor pemilu yang biasanya ikut mengakselerasi peningkatan konsumsi domestik.
Konsumsi rumah tangga tahun lalu tumbuh moderat hanya 5,28% atau sama dengan 2012 sebagai dampak bauran kebijakan BI, a.l. loan to value (LTV) kredit pemilikan rumah (KPR) yang mengerem permintaan di sektor properti dan otomotif.
Hasil survei BI menunjukkan tren perlambatan penjualan properti residensial. Volume penjualan kuartal/IV-2013 hanya tumbuh 13,05% (qtq), lebih rendah dari pertumbuhan kuartal sebelumnya yang mencapai 39,8%.
“Konsuumsi rumah tangga, kala lihat dari penjualan ritel, ekspektasi konsumen, sedikit menurun, meskipun tidak terlalu besar. Ke depan, akan relatif stabil untuk konsumsi rumah tangga,” kata Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo, Jumat (14/2/2014).
Bank sentral mengestimasi Pemilu 2014 hanya memberi andil terbatas, yakni 0,2% terhadap pertumbuhan konsumsi rumah tangga sepanjang tahun.
Perry merinci 0,15% andil akan terasa pada kuartal I/2014 seiring persiapan Pemilu Legislatif, sedangkan sisanya pada kuartal berikutnya sehubungan dengan persiapan Pemilu Presiden.
“Dampak Pemilu hanya bersifat tambahan, tidak terlalu meningkatkan pertumbuhan. Artinya, kalau tidak ada Pemilu, bisa jadi pertumbuhan lebih lambat,” jelas Perry.