Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

New Normal, Aptrindo: 60 Persen Truk Belum Beroperasi

Aptrindo menyebut sebanyak 60 persen truk belum beroperasi kendati sudah memasuki masa new normal.
Ilustrasi truk kargo./Dok. Istimewa-kargo.tech
Ilustrasi truk kargo./Dok. Istimewa-kargo.tech

Bisnis.com, JAKARTA - Pengusaha truk pesimistis menghadapi semester II/2020 dan fase adaptasi kebiasaan baru (new normal), karena masih ada 60 persen truk yang belum beroperasi.

Ketua DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan mengatakan belum ada tanda-tanda perbaikan kinerja di tengah fase adaptasi kebiasaan baru ini dan memasuki periode Semester II/2020.

"Terlihat dalam semester II tanda-tanda perbaikan belum ada, justru pada awal semester masih payah. Sampai saat ini 60 persen truk masih tidak beroperasi," jelasnya kepada Bisnis.com, Rabu (29/7/2020).

Dia menambahkan pandemi Covid-19 berdampak terhadap penurunan kinerja berbagai sektor industri dan perdagangan, sehingga angkutan komersial seperti kontainer, truk barang, dan truk BBM pun turut terkoreksi. Saat ini, pengusaha truk dihadapkan pada kondisi yang tidak menguntungkan karena di satu sisi mesti memenuhi kewajiban biaya leasing atau kredit angkutannya.

Sementara, Direktur Utama PT Lookman Djaja Logistics Kyatmaja Lookman mengatakan sebenarnya fase new normal itu ada penambahan penerapan protokol kesehatan yang sudah dilakukan itu sejak Covid-19 awal merebak, karena angkutan logistik merupakan sektor yang dikecualikan.

"Penggunaan masker sarung tangan face shield, desinfektan, dan hand sanitizer, sudah diterapkan. Akan tetapi, karena banyak sektor yang terpengaruh volume angkutan itu turun," jelasnya kepada Bisnis.com.

Dia mengakui memang sejak dilonggarkannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) bahkan ada beberapa daerah yang sudah menghilangkan pembatasan tersebut praktis ada sedikit kenaikan aktivitas ekonomi. Namun, kenaikan aktivitas ekonomi berbanding lurus dengan kenaikan jumlah penderita Covid-19, yang dapat berakibat ke pengetatan aktivitas kembali.

"Pengetatan lagi yang akan menghambat pertumbuhan ekonomi, ekonomi turun volume angkut pasti turun. Saat ini masyarakat sudah mantab alias makan tabungan, tak tahu sampai kapan bisa bertahan dengan pengetatan lagi," paparnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper