Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II menyebut total belanja modal yang dibutuhkan untuk pengembangan Bandara Internasional Kualanamu di Deli Serdang, Sumatra Utara bakal mencapai Rp12 triliun.
Director of Transformation & Strategic Portfolio PT Angkasa Pura II Armand Hermawan mengatakan pengembangan akan dilakukan AP II dan mitra strategis terpilih. Nantinya, ada peningkatan kapasitas penumpang dari saat ini 9 juta penumpang/tahun menjadi 17 juta penumpang/tahun (Tahap I), 30 juta penumpang/tahun (Tahap II), dan 42 juta penumpang/tahun (Tahap III).
“Pada pengembangan Tahap I, belanja modal [capital expenditure/capex] yang dibutuhkan sekitar Rp3 triliun, dengan 49 persen atau sekitar Rp1,4 triliun menjadi kewajiban mitra strategis. Total hingga Tahap III, capex yang dibutuhkan untuk pengembangan sebesar Rp12 triliun,” ujar Armand dalam siaran pers, Kamis (16/7/2020).
Dia menuturkan selain perluasan kapasitas terminal, pengembangan Kualanamu juga mengarah ke konsep Aerotropolis dengan berbagai gedung komersial di atas lahan 200 hektare antara lain theme park, logistic park, factory outlet, maintenance repair & overhaul (MRO) facility, serta komplek perdagangan.
Sementara, Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengaku sedang mencari mitra strategis untuk bersama-sama memajukan dan mempercepat pengembangan Bandara Kualanamu. Fokus utama adalah meningkatkan trafik penerbangan internasional, berbagi keahlian dalam pengelolaan bandara yang berkelas dunia, dan pemenuhan kebutuhan pendanaan secara cepat melalui kemitraan strategis.
“Bersama mitra strategis, kami yakin Bandara Kualanamu dapat membangun jaringan penerbangan yang kuat untuk memposisikan sebagai international hub di bagian barat Indonesia dengan berbagai infrastruktur pendukung,” ujar Awaluddin.
Baca Juga
Dia menambahkan kelebihan skema kemitraan strategis ini dapat mendatangkan foreign direct investment (FDI) ke Indonesia, terdiri dari komitmen capital expenditure dan upfront payment dari mitra strategis.
AP II telah menerbitkan final request for proposal (RfP) kepada calon mitra strategis untuk Bandara Internasional Kualanamu pada 14 Juli 2020, sekaligus mengandemen dokumen serupa yang pernah dikeluarkan sebelumnya.