Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura II (Persero) telah menerbitkan final request for proposal (RfP) kepada calon mitra strategis untuk Bandara Internasional Kualanamu, sekaligus mengandemen dokumen serupa yang dikeluarkan sebelumnya.
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan penerbitan RfP sudah dilakukan pada 14 Juli 2020. Melalui dokumen tersebut, perseroan mengundang calon mitra strategis untuk mengikuti proses lelang dalam kerja sama pengelolaan operasi dan pengembangan Bandara Kualanamu.
"Nantinya, AP II dan mitra strategis akan menjadi pemegang saham di PT Angkasa Pura Aviasi yang menjadi pengelola Bandara Kualanamu. Kami menguasai 51 persen saham di PT Angkasa Pura Aviasi, sementara mitra strategis 49 persen," kata Awaluddin dalam siaran pers, Kamis (16/7/2020).
Dia menambahkan perseroan bersama mitra strategis akan berperan dalam melakukan investasi, mengembangkan, meningkatkan fasilitas, hingga mengoperasikan serta melakukan pemeliharaan Bandara Internasional Kualanamu dalam jangka waktu 25 tahun.
Pihaknya sedang mencari mitra strategis untuk bersama-sama memajukan dan mempercepat pengembangan Bandara Internasional Kualanamu. Fokus utama adalah meningkatkan trafik penerbangan internasional, berbagi keahlian dalam pengelolaan bandara yang berkelas dunia, dan pemenuhan kebutuhan pendanaan secara cepat melalui kemitraan strategis.
“Bersama mitra strategis, kami yakin Bandara Kualanamu dapat membangun jaringan penerbangan yang kuat untuk memposisikan sebagai international hub di bagian barat Indonesia dengan berbagai infrastruktur pendukung,” ujarnya.
Baca Juga
Dia menambahkan kelebihan skema kemitraan strategis ini dapat mendatangkan foreign direct investment (FDI) ke Indonesia, terdiri dari komitmen capital expenditure dan upfront payment dari mitra strategis.
Sementara, Director of Transformation & Strategic Portfolio PT Angkasa Pura II Armand Hermawan mengatakan bahwa pengumuman preferred bidders akan dilakukan pada 23 Desember 2020.
“AP II menjadi pemegang 51 persen saham di PT Angkasa Pura Aviasi sehingga tetap memegang kendali penuh terkait dengan pengembangan dan pengelolaan Bandara Internasional Kualanamu,” jelasnya.