Bisnis.com, JAKARTA – PT Mobil Anak Bangsa (MAB) mengungkapkan revisi aturan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengenai uji tipe kendaraan bermotor berpotensi mempersulit kendaraan yang akan dimodifikasi dari berbahan bakar fosil menjadi kendaraan bertenaga listrik.
Presiden Direktur PT Mobil Anak Bangsa (MAB) Leonard mengatakan Permenhub No.30/2020 tentang Perubahan Atas Permenhub No.33/2018, Tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor dapat menghambat perpindahan kendaraan dari yang berbahan bakar fosil ke kendaraan berbasis baterai listrik.
Menurutnya, Ketentuan Pasal 4 ayat (1) terkait rekomendasi modifikasi agen pemegang merek (APM) seharusnya ditiadakan. Dalam pasal tersebut disebutkan, Kendaraan Bermotor yang akan dimodifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) harus mendapat rekomendasi dari agen pemegang merek.
"Menurut hemat saya, rekomendasi dari agen pemegang merek tidak diperlukan, karena kendaraan yang akan dimodifikasi telah dibeli putus oleh konsumen. Dengan dilakukannya modifikasi oleh konsumen, maka Agen Pemegang Merek dapat/berhak menyatakan bahwa garansi kualitas dan performa dari kendaraan yang dimodifikasi tidak lagi berlaku," jelasnya kepada Bisnis, Selasa (14/7/2020).
Menurutnya, pasal ini akan mempersulit bagi konversi kendaraan Internal Combustion Engine (Mesin Pembakaran Internal) ke Battery electric vehicles (Baterai Kendaraan Listrik Baterai) karena dapat dipastikan Agen Pemegang Merek tidak akan memberikan rekomendasi.
Dia menegaskan implikasinya, tujuan pemerintah melakukan percepatan kendaraan bermotor listrik akan sulit tercapai karena kendaraan yang beredar di jalan-jalan akan tetap menggunakan bahan bakar minyak (BBM).
Baca Juga
"Percepatan kendaraan bermotor listrik hanya mengandalkan dari penjualan kendaraan baru," imbuhnya.
Di sisi lain, pandemi virus corona seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai momentum percepatan peralihan kendaraan dari berbasis tenaga pembakaran internal atau berbahan bakar fosil ke kendaraan berbasis baterai listrik.
Seperti BMW Group yang mencatatkan kenaikan penjualan mobil listriknya sepanjang semester kedua tahun ini, meski secara total penjualan keseluruhan model mengalami penurunan akibat tekanan pandemi Covid-19.
BMW Group menyatakan pengiriman kendaraan listrik untuk merek BMW dan Mini pada semester pertama 2020 mencapai 61.652, atau lebih banyak 3,4 persen dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun lalu.
"Permintaan kendaraan listrik kami juga mengungguli tren pasar di paruh pertama tahun ini. Model hybrid plug-in kami yang luas dan MINI sepenuhnya listrik sangat diminati,” ujar Pieter Nota, anggota Dewan Manajemen BMW AG-bertanggung jawab atas Pelanggan, Merek, dan Penjualan.
Sejak awal, BMW memulai elektrifikasi model-modelnya secara sistematis, dan saat ini menawarkan model hybrid plug-in untuk semua jajaran modelnya sehingga menempati posisi utama di pasar Jerman dan pasar global lainnya.
Oleh karena itu, BMW menyambut positif paket ekonomi Jerman dan mengharapkan untuk mendapat manfaat dari stimulus ini, terutama melalui insentif kendaraan listrik.
Selain itu, BMW berencana meningkatkan program elektrifikasi pada model-modelnya, termasuk memproduksi BMW iX3 sepenuhnya-listrik, BMW i4, dan BMW iNEXT.