Bisnis.com,JAKARTA - Mantan Menteri Keuangan RI Chatib Basri mengungkapkan analisis di balik anjloknya pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2020 menjadi 2,97 persen (year on year/ yoy).
Seperti diketahui, pemerintah mengumumkan kasus positif virus Corona (Covid-19) pertama pada awal Maret 2020. Dia menilai ekonomi RI pada Januari dan Februari seharusnya tidak terpengaruh Covid-19.
Dampak eksternal atau tekanan dari luar negeri, khususnya ekspor, terasa pada Februari setelah penemuan kasus di Wuhan, China.
"Ada sesuatu yang menarik rata-rata pertumbuhan dari 4,97 persen pada kuartal IV/2019 menjadi 2,97 persen pada kuartal I/2020," katanya dalam diskusi webinar yang digelar Saiful Mujani
Dia menuturkan roda ekonomi RI melambat secara signifikan pada awal Maret 2020. Pada periode itu, pemerintah mengumumkan kasus positif Corona pertama kali dan jumlahnya terus bertambah hingga saat ini.
Menurutnya, dampak aturan untuk jaga jarak (social distancing) terjadi mulai Maret 2020. Setelah itu, pemerintah lantas menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta pada 10 April 2020.
Baca Juga
Oleh karena itu, Chatib menilai situasi Maret bisa menjadi cerminan pada April-Juni 2020. Dia bahkan memprediksi ekonomi kuartal II/2020 akan mengalami kontraksi.
"Ekonomi kita akan negatif pada kuartal II/2020. Saya tidak terkejut jika situasi ekonomi pada Maret-Juni akan lebih buruk dibandingkan periode sebelumnya," ucap Chatib.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meramal jika skenario sangat buruk terjadi, maka ekonomi Indonesia akan mengalami kontraksi hingga -3,1 persen pada kuartal II/2020.
Pemerintah sebenarnya memproyeksi ekonomi Indonesia bisa tumbuh positif pada kuartal III/2020. Namun, Menkeu juga mempersiapkan skenario ekonomi Indonesia justru -1,6 persen sehingga menyebabkan resesi.