Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengungkapkan terdapat sejumlah ruas tol yang tengah dalam proses lelang dan ditargetkan bisa mulai konstruksi tahun depan.
"Progresnya secara keseluruhan, ruas Bawen—Yogyakarta akan masuk [tahap] penawaran 16 Agustus 2020, sekarang sedang lelang. Ruas Yogyakarta—Solo, akan mulai pekerjaannya akhir tahun ini. Mudah-mudahan September—Oktober ini penandatanganan kontrak," jelas Basuki saat rapat kerja dengan Komisi V DPR RI, Rabu (24/6/2020).
Dalam raker tersebut, anggota Komisi V menanyakan progres sejumlah proyek di beberapa daerah.
Lebih lanjut, kata Basuki, ruas Cilacap—Gedebage—Tasikmalaya (Cigatas) sedang dalam tahap lelang prakualifikasi. Kemudian, Tegal—Cilacap sedang prastudi kelayakan, sedangkan ruas Palembang—Jambi dan ruas Jambi—Rengat sedang usulan penentuan lokasi (penlok).
Selanjutnya, untuk ruas Probolinggo—Banyuwangi ditargetkan mulai konstruksi akhir 2020.
Adapun, untuk ruas Samarinda—Bontang, Basuki menjelaskan bahwa tidak bisa dilakukan perubahan lingkup karena tambahannya lebih panjang dari original. Oleh karena itu, katanya, akan dilakukan tender dan saat ini tahap studi kelayakan dan direncanakan lelang tahun depan
Baca Juga
Untuk ruas Sukabumi—Cianjur—Padalarang, katanya, sedang proses desain dasar dan direncanakan lelang pada 2021 dan konstruksi 2022. Selain itu, untuk jalan layang Simpang Joglo sedang dilakukan studi kelayakan.
Kemudian, Jembatan Batam—Bintan, akan dilelang dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha dan studi kelayakannya sudah ada. Untuk Jembatan Inang-Inang mulai didesain.
Selain itu, terkait dengan penetapan tarif tol, Basuki mengatakan perlu didiskusikan dengan badan usaha jalan tol dalam penetapannya.
"Tarif tol, ini punya investor, bukan punya pemerintah. Saya harus bicara dengan BUJT [badan usaha jalan tol] tentang tarif, tidak bisa jadi keputusan pemerintah sepihak karena itu menyangkut kepada kepastian investasi. Misalnya, minta diskon, harga sahamnya langsung turun, itu menyangkut kepercayaan pasar terhadap investasi di Indonesia," jelasnya.