Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Utilisasi Perjanjian Dagang Indonesia-Jepang Rendah, Ini Penyebabnya

Hambatan teknis dalam penetrasi pasar Jepang turut memengaruhi penurunan utilitas IJEPA oleh Indonesia.
Foto aerial pelabuhan peti kemas Koja di Jakarta. (25/12/2019). Bisnis/Himawan L Nugraha
Foto aerial pelabuhan peti kemas Koja di Jakarta. (25/12/2019). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Tingkat utilisasi perjanjian dagang Indonesia-Jepang Economic Partnership Agreement (IJEPA) oleh Indonesia cenderung menurun dalam tiga tahun terakhir.

Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Marthini mengatakan tingkat pemanfaatan IJEPA oleh Indonesia berada di level 50,7 persen pada 2017 dan turun menjadi 34,2 persen sampai Oktober 2019. Utilisasi ini lebih rendah dibandingkan dengan Jepang yang bisa mencapai 60 persen setiap tahunnya.

"Ada beberapa faktor yang menyebabkan utilisasi ini menurun, eksportir kita bisa saja mulai beralih pada pasar selain Jepang sehingga pemanfaatan fasilitas dagang tidak setinggi sebelumnya," papar Made, Jumat (20/6/2020).

Selain itu, hambatan teknis dalam penetrasi pasar Jepang pun turut memengaruhi penurunan utilitas ini. Menurutnya, eksportir Indonesia acap kali harus berhadapan dengan syarat yang ketat agar produk yang ditawarkan dapat beredar di Negeri Sakura.

Oleh karena itu, upaya peningkatan kapasitas eksportir lewat pelatihan tenaga kerja dan pengembangan kemampuan produsen pun terus diupayakan pemerintah dan dunia usaha

Kendati demikian, Made mengatakan bahwa investasi menjadi salah satu tulang punggung dalam kerja sama Indonesia dan Jepang yang termaktub dalam JEPA selain perdagangan barang dan jasa.

Menurutnya, sejak perjanjian bilateral kedua negara bergulir pada 2008 silam, Jepang menjadi telah menjadi penyumbang investasi terbesar ketiga di Indonesia.

Adapun pada periode Januari—April 2020 total perdagangan Jepang dengan Indonesia mengalami penurunan 9,95 persen dari US$10,7 miliar menjadi US$9,66 miliar dan Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan sebesar US$8,13 juta.

Adapun nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Jepang pada periode yang sama tercatat sebesar US$4,47 miliar, dengan produk ekspor utama meliputi batubara, potongan logam mulia, konduktor listrik, nikel, dan karet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper