Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom sekaligus Dosen Perbanas Institute Piter Abdullah menilai program Kartu Prakerja sebenarnya berdampak positif bagi masyarakat. Namun, dia menyayangkan program tersebut dilakukan di tengah wabah pandemi virus Corona (Covid-19).
"Saya kira perkembagnan Kartu Prakerja baik sekali. Mungkin kita akan menyambut gembira Kartu Prakerja, hanya saja tidak dalam kondisi pandemi Covid seperti saat ini," katanya dalam diskusi virtual, Rabu (29/4/2020).
Menurutnya, program Kartu Prakerja sangat rasional dan berguna untuk meningkatkan kemampuan pekerja. Namun, dia menilai masyarakat belum membutuhkan peningkatan kemampuan (skill) di saat mereka justru harus mencari pendapatan untuk bertahan hidup karena dirumahkan atau di-PHK oleh perusahaan.
Piter mengatakan Kartu Prakerja bisa dilaksanakan asalkan bantuan sosial (bansos) pemerintah sudah didistrbusikan dengan lancar kepada masyarakat terdampak virus Corona.
Dia mengatakan tidak ada persoalan dengan Kartu Prakerja yang sebenarnya memang tidak ditujukan sebagai bansos, seperti Kartu Sembako, Program Keluarga Harapan, atau Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan Bantuan Langsung Non-Tunai (BLNT).
"Persoalannya, di tengah pandemi Covid-19 banyak sekali masyarakat yang terdampak dan belum dapat bantuan. Mereka lihat di Kartu Prakerja ada bantuan, padahal isinya lebih banyak pelatihan," imbuhnya.
Baca Juga
Karena itu, Piter meminta pemerintah melakukan kajian ulang terkait Kartu Prakerja. Pasalnya, masyarakat yang mendaftar program sebenarnya lebih membutuhkan insentif ketimbang pelatihan secara daring (online) yang disiapkan oleh pemerintah melalui lembaga-lembaga tertentu.
Menurutnya, Program Kartu Prakerja harus diimbangi dengan kecepatan pemerintah menyampaikan bansos di lapangan.
"Saya melihat eksekusi Kartu Prakerja kurang pas dengan kondisi sekarang ini karena masyarakat butuh insentif, bukan pelatihan," ucapnya.