Bisnis.com, JAKARTA – Tak hanya bawang putih, komoditas bawang merah juga mencatatkan kenaikan harga saat bulan Ramadan ini.
Berdasarkan laporan Kementerian Perdagangan harga bawang merah naik di atas 5 persen dalam sepekan terakhir. Adapun, berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga rata-rata nasional bawang merah pada Rabu (29/4/2020) mencapai Rp45.800/kilogram.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, berdasarkan informasi dari Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI), harga bawang merah mengalami kenaikan akibat turunnya produksi di sentra produksi bawang merah di Brebes Jawa Tengah. Adapun, penurunan produksi tersebut mencapai 10 persen.
Mendag Agus menambahkan, penurunan ini terjadi karena hasil tanam yang kurang bagus dan stok panen sebelumnya mengalami kerusakan.
Di sisi lain, harga bibit bawang merah juga naik menjadi Rp40.000-45.000/kg dari biasanya Rp20.000/kg (naik hingga 125 persen). Hal ini berpengaruh terhadap penurunan luas tanam sekitar 20—30 persen karena yang bisa tanam hanya petani bermodal besar.
Menurutnya, setelah bekoordinasi dengan Kementeian Pertanian, diketahui kenaikan harga bibit dan serangan hama (OPT) cenderung lebih tinggi pada musim hujan yang tentunya berimbas juga pada harga di tingkat konsumen.
Baca Juga
“Dari sisi distribusi ke Jakarta saat ini juga diinfokan ada penurunan. Pengiriman bawang merah dari Brebes ke Jakarta saat ini sebanyak 25 truk/hari berkurang 16 persen dari sebelumnya 30 truk/hari. Hal ini tergambar dari penurunan pasokan bawang merah ke Pasar Induk Kramat Jati menjadi sekitar 79 ton/hari dalam seminggu terakhir, di bawah pasokan normal 98 ton/hari,” ujarnya, dalam siaran pers Rabu (29/4/2020).
Berdasarkan pantauannya, harga bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati saat ini Rp42.000/kg, dan harga bawang merah tertinggi secara nasional ada di Manokwari dengan Rp70.000/kg dan terendah di Kupang sebesar Rp30.000/kg,
Kendati demikian, menurtnya, berdasarkan informasi Kementan, pada akhir Mei 2020 akan ada potensi panen raya di sentra produksi lainnya di luar wilayah Pantura Jawa, seperti Nganjuk, Bima, dan Enrekang.
Panen ini diharapkan dapat membantu meningkatkan pasokan dan menurunkan harga mendekati atau bahkan mencapai tingkat harga wajar Rp.32.000/kg.