Bisnis.com, JAKARTA - Pembatalan kebijakan penghentian akses bus antarkota antarprovinsi (AKAP) yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan turut berkontribusi pada peningkatan jumlah orang yang keluar dari DKI Jakarta dan berisiko menularkan virus corona (Covid-19) ke daerah tujuan.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mencatat lonjakan mobilitas penumpang angkutan AKAP, baik kedatangan atau keberangkatan di empat terminal besar pada akhir Maret 2020. Adapun, data lonjakan mobilitas di terminal tersebut terjadi sejak 16 Maret 2020, hari pertama kebijakan kerja dari rumah atau work from home diberlakukan di Jakarta.
"Secara keseluruhan untuk empat terminal besar di DKI dari 16-30 Maret 2020 tercatat 166.155 pergerakan penumpang, dengan rincian 76.201 keberangkatan dan 89.954 untuk kedatangan," kata Syafrin, Rabu (1/4/2020).
Dia menyebutkan di terminal Pulo Gebang, pada 16 Maret 2020 rata-rata jumlah penumpang sekitar 4.859 orang dengan rincian penumpang untuk keberangkatan 2.432 orang dan untuk kedatangan 2.432.
Pada periode 16-30 Maret 2020 di Terminal Pulo Gebang rata-rata mobiltas penumpang mencapai 47.200 orang, dengan jumlah keberangkatan 32.185 penumpang dan kedatangan 15.015. Hal tersebut naik dari rata-rata mobiltas penumpang pada bulan sebelumnya yaitu 4.889 orang.
Dia melanjutkan di Terminal Kalideres, pada 16-30 Maret 2020 rata-rata jumlah penumpang mencapai 22.604 orang, dengan jumlah keberangkatan 12.653 penumpang dan kedatangan 9.969 penumpang. Angka tersebut naik dari rata-rata mobiltas penumpang pada bulan sebelumnya yaitu 2.368 orang.
Baca Juga
Hal yang sama, imbuhnya, juga terjadi di Terminal Kampung Rambutan, jumlah penumpang pada periode yang sama mencapai 89.649 orang, dengan jumlah keberangkatan 28.184 penumpang dan kedatangan 61.465. Hal tersebut naik dari rata-rata mobiltas penumpang pada bulan sebelumnya yaitu 13.855 orang.
Kemudian di Terminal Tanjung Priok, jumlah penumpang mencapai 6.702 orang, dengan jumlah keberangkatan 3.197 penumpang dan kedatangan 3.505 orang. Angka tersebut naik dari rata-rata jumlah penumpang pada bulan sebelumnya yaitu 633 orang.
Pemerintah DKI telah mengusulkan pelarangan bagi bus angkutan umum masuk dan keluar ke Jakarta untuk menghentikan penularan virus corona. Namun hingga saat ini, Dinas Perhubungan masih menuggu kajian dampak ekonomi dari pelarangan tersebut dari Kementerian Perhubungan.
"Prinsipnya kami menunggu arahan Kemenhub," ujarnya.