Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan disarankan agar menunda rencana pembangunan sejumlah proyek infrastruktur transportasi dengan mempertimbangkan minat investor selama pandemi virus corona (Covid-19).
Salah satunya, saat ini Kementerian sedang melakukan konfirmasi pernyataan minat (letter of intent/LoI) kepada beberapa perusahaan yang sebelumnya menyatakan minat mengelola Pelabuhan Patimban di Jawa Barat.
Direktur Eksekutif The National Maritime Institite (Namarin) Siswanto Rusdi menjelaskan saat ini dibutuhkan banyak anggaran untuk mengatasi wabah ini. Pemerintah seharusnya bersikap realitis dalam proyek Pelabuhan Patimban.
"Di tengah situasi saat ini, orang tidak lagi memikirkan proyek dan investasi. Ini Kemenhub malah mikirin proyek ini [Pelabuhan Patimban] harus tetap jalan sesuai jadwal," ujarnya, Selasa (31/3/2020).
Sebelumnya, tercatat empat perusahaan dan sejumlah BUMN pelabuhan telah menyatakan minatnya untuk mengelola Pelabuhan Patimban. Keempatnya adalah Astra Infra (anak usaha Astra Group), PT Samudra Indonesia, PT Nusantara Pelabuhan Handal dan PT Teknologi Riset Global.
Kementerian Perhubungan menjadwalkan lelang operator untuk pelabuhan Patimban di Subang Jawa Barat dapat dimulai pada Mei 2020. Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Agus Purnomo mengatakan saat ini konsultan pendamping proyek Kerja Sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) sudah ditunjuk dan sedang melakukan finalisasi dokumen pra studi kelayakan akhir final business case (FBC) untuk lelang badan usaha.
Baca Juga
Kemenhub mengupayakan penyelesaian tahap pertama pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat tetap bisa beroperasi terbatas pada September 2020 kendati pendemi Corona semakin meluas. Hingga pekan ketiga Maret 2020, progres pembangunan terminal kendaraan dan peti kemas di pelabuhan ini mencapai 63,54 persen.
Menurutnya dengan dengan situasi saat ini di tengah virus corona pengerjaan di lapangan tetap berjalan. Hanya saja, pengerjaan dilakukan dengan peningkatan kewaspadaan dan pemeriksaan kesehatan sesuai ketentuan yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan.
Pelabuhan yang digadang-gadang sebagai yang terbesar di tanah air tersebut beroperasi dijadwalkan beroperasi terbatas pada September 2020 untuk terminal kendaraan untuk aktivitas ekspor otomotif dengan kapasitas 225.000 unit kendaran utuh (compelety build up unit/CBU). Adapun, terminal kontainernya baru dapat beroperasi pada awal 2021 dengan kapasitas 250.000 TEUs.