Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tol Laut Bisa Jadi Solusi Saat Pandemi Corona

Dari sisi anggaran, tol laut diproyeksikan menghabiskan dana sebesar Rp439,83 miliar pada tahun ini.
Kapal Motor Dobonsolo memasuki Pelabuhan Makassar, Kamis (7/9)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Kapal Motor Dobonsolo memasuki Pelabuhan Makassar, Kamis (7/9)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan siap memaksimalkan peran tol laut, yang selama ini menjadi tumpuan logistik wilayah timur Indonesia, di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kemenhub Wisnu Handoko mengatakan tol laut bisa dimanfaatkan membantu distribusi barang di tengah pandemi virus. Bahkan, Kementerian sudah menggratiskan distribusi alat pelindung diri (APD) ke Tahuna, Sulawesi Utara.

"Tol Laut siap dimaksimalkan untuk mengatasi arus logistik yang terhambat akibat pembatasan kapal penumpang yang masuk ke daerah tujuan," jelasnya kepada Bisnis.com, Senin (30/3/2020).

Dia menegaskan tol laut saat ini melayani 26 trayek menggunakan 26 kapal dengan 99 pelabuhan singgah di seluruh Indonesia. Dari sisi anggaran tol laut diproyeksikan menghabiskan dana sebesar Rp439,83 miliar pada tahun ini.

Wisnu menegaskan 26 kapal yang digunakan untuk tol laut terdiri atas 14 kapal negara, 5 kapal milik Pelni, 5 kapal milik ASDP, dan 2 kapal swasta. Pola subsidi tol laut ini diberikan untuk tiga hal, yakni operasional kapal, kontainer dan muatan.

Menurutnya, bicara tol laut sebagai solusi mengurangi disparitas harga Indonesia Timur dan Barat tidak hanya menjadi tanggung jawab Kemenhub. Pasalnya, panjangnya alur rantai pasok serta keterlibatan aspek perdagangan pun menjadi salah satu kuncinya.

Dia menyebut fokus yang dapat diperbaiki oleh Kemenhub yakni berkaitan dengan tata kelola bagian kapal dan pelabuhan. "Arahan Presiden kami harus perbaikan performa manajemen kapalnya, terutama ketepatan waktu, kemudian target pencapaian voyage-nya.".

Pihaknya berpendapat Presiden sudah meminta agar pelayaran tidak dilakukan dua pekan sekali, tetapi bisa hingga sepekan sekali. Artinya, frekuensi pelayaran ke daerah menjadi lebih sering yang dapat dipenuhi dengan penambahan kapal.

Namun, dia menegaskan jika perlu menambah kapal, Kemenhub ingin agar kebutuhan tersebut akurat. Dengan demikian, penambahan kapal juga turut disertai dengan jumlah okupansi barang pun meningkat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper