Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia memperkirakan 21.000 orang tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Malaysia kembali ke Tanah Air, pascadiberlakukannya kebijakan lockdown oleh negeri jiran tersebut.
Kepala Biro Humas Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia Soes Hindharno mengatakan, data perkiraan jumlah TKI yang kembali tersebut diperoleh dari Atase Ketenagakerjaan Kuala Lumpur.
Menurut laporan terbaru yang diperolehnya, dari 21.000 orang TKI tersebut, sekitar12.000 orang di antaranya telah kembali ke Indonesia pada 17 Maret 2020 melalui pintu imigrasi Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau.
“Baru saja saya juga mendapatkan laporan, bahwa sekitar 5.000 orang TKI dari Malaysia, masuk lagi melalui pintu Tanjung Balai, Karimun. Sehingga dari pintu keimigrasian itu total sudah ada sekitar 17.000 orang TKI dari Malaysia yang kembali,” katanya Jumat (27/3/2020).
Dia melanjutkan, Kemenaker dan dinas ketenagakerjaan di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia juga terus memantau arus kembalinya TKI dari Malaysia hingga hari ini.
“Jadi kami juga masih sisir terus, 4.000 TKI yang akan kembali secara bertahap ke Indonesia lewat mana. Sebab ada laporan sekitar 100 orang, sudah masuk lewat pintu Entikong, Kalimantan Barat, dan ada pula yang langsung menuju Larantuka, NTT,” lanjutnya.
Baca Juga
Untuk itu, lanjutnya, Kemenaker telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan pemerintah daerah untuk menyiapkan protokol pemeriksaan dan karantina terhadap TKI asal Malaysia.
Menurutnya, apabila dalam pemeriksaan, TKI bersangkutan negatif virus corona maka diperkenankan langsung kembali ke rumah. Sementara itu, apabila TKI bersangkutan masuk kategori orang dalam pemantauan (ODP) maka akan disiapkan skema karantina.
Dia menambahkan, saat ini Kemenaker tengah berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga lain serta pemerintah daerah yang menjadi pintu kedatangan TKI, untuk menyediakan lokasi karantina. Sejauh ini, salah satu lokasi karantina yang telah ditetapkan untuk TKI dari Malaysia adalah Rumah Perlindungan Trauma Center (RTPC) di Tanjung Pinang dan Entikong.
“Kami juga sedang menyiapkan shelter dan skema khusus bagi TKI yang sudah kembali ke Indonesia tapi kehabisan uang untuk kembali ke daerah asal dari lokasi transitnya. Misalnya TKI dari NTT tapi masuk melalui Tanjung Balai,” katanya.
Pasalnya, dia mendapat laporan ada sejumlah TKI yang kehabisan dana untuk pulang dari lokasi transit. Hal itu menjadi perhatian pemerintah.
“Yang jelas kami akan upayakan TKI yang kehabisan dana ini mendapat asupan makanan sesuai standar Kemenkes dan tempat tinggal sementara yang layak, sampai mereka punya uang untuk kembali ke daerah asal,” jelasnya.
Adapun, Soes mengatakan, jumlah TKI yang kembali dari Malaysia tersebut hanya sebagian kecil dari total tenaga kerja yang ada di negara tersebut. Berdasarkan data dari Kedutaan Besar Indonesia di Malaysia, jumlah TKI di negara itu mencapai 1,3 juta orang.
Namun menurutya, jumlah itu belum termasuk dengan TKI yang nonprosedural atau ilegal. Dia memperkirakan jumlah TKI di Malaysia menembus 4 juta orang.
“Nasib TKI yang masih ada di Malaysia juga menjadi perhatian kami, terlebih ada perpanjangan masa lockdown di negara itu dari awalnya 31 Maret menjadi 14 April 2020. Kami sedang bahas,” pungkasnya.