Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Operasional Freeport Indonesia Tak Terimbas Corona

Vice President Corporate Communication PT Freeport Indonesia Riza Pratama mengatakan sejauh ini Virus Corona belum berdampak pada operasi produksi maupun pembangunan smelter.
Truk diparkir di tambang terbuka tambang tembaga dan emas Grasberg di dekat Timika, Papua, pada 19 September 2015./ANTARA FOTO-Muhammad Adimaja
Truk diparkir di tambang terbuka tambang tembaga dan emas Grasberg di dekat Timika, Papua, pada 19 September 2015./ANTARA FOTO-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - PT Freeport Indonesia (PTFI) memastikan virus corona tak berdampak pada kinerja perusahaan baik produksi hingga pembangunan smelter.

Vice President Corporate Communication PT Freeport Indonesia Riza Pratama mengatakan sejauh ini Virus Corona belum berdampak pada operasi produksi maupun pembangunan smelter.

"Perusahaan menghimbau karyawan untuk tetap waspada, selalu memonitor keadaan karyawan dan keluarganya, dan melaporkan secepatnya atas indikasi," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (12/3/2020).

Adapun pembangunan smelter sudah melebihi target yang diberikan pemerintah. "Pembangunan fisik diharapkan dimulai semester kedua tahun ini," kata Riza.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Freeport Indonesia Tony Wenas menuturkan progres pembangunan smelter sudah mencapai 4,88 persen. Angka ini sedikit lebih tinggi dari target yang dipatok perusahaan yang sebesar 4,09 persen.

"Memang progress pembangunan di awal dia rendah, kemudian pertengahan konstruksi fisik Agustus akan meningkat tajam," ucapnya.

Adapun saat ini Front End Enginerring Design (FEED) telah selesai mencapai 100 persen. Saat ini tengah dilakukan pematangan lahan Pre Fabricated Vertical Drain (PVD) dan Pre Fabricated Horizontal Drain (PHD) sebesar 99 persen.

Lalu untuk earthwork atau general fill dan surcharge layers sebesar 53%. Selain itu, amandemen ijin lingkungan UKL/UPL juga dilakukan.

PTFI sendiri menargetkan smelter ini selesai dan dapat beroperasi secara komersial pada kuartal IV tahun 2023. Lalu untuk precious metal refinery (PMR) ditargetkan bisa beroperasi pada kuartal IV tahun 2022.

Kapasitas smelter dengan teknologi outotec ini mencapai 2 juta ton per tahun untuk konsentrat tembaga. Lalu kapasitas PMR berteknologi hydrometallurgy mencapai 6.000 ton per tahun untuk lumpur anoda. 

"Pemadatan lahan sedang kami lakukan, harapannya tiga bulan lagi selesai, lalu kami lakukan lelang EPC (Engineering, Procurement, Construction) dan Agustus harapannya sudah mulai konstruksi dan kontruksi dilakukan selama 27 bulan," tutur Tony.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper