Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja tambang milik Freeport-McMoRan Inc. (NYSE: FCX) diyakini tak akan berpengaruh adanya virus corana (Covid-19) yang merebak di sejumlah negara termasuk Amerika Serikat dan Indonesia.
President and Chief Executive Officer Freeport-McMoRan Inc Richard C. Adkerson mengatakan perusahaan tetap berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan volume tembaga dan emas sebesar 30 persen hingga 40 persen.
Selain itu, perusahaan akan mengurangi unit biaya produksi tembaga sebesar 25 persen menjadi sekitar US$1,30 per pounds.
"Perusahaan juga meningkatkan lebih dari dua kali lipat arus kas pada tahun 2021 dibandingk an dengan 2019," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (10/3/2020).
Meskipun volatilitas pasar dan potensi dampak ekonomi dari virus corona dan gejolak di pasar minyak global, perusahaan akan tetap fokus pada pelaksanaan rencana untuk meningkatkan kinerja dengan harga tembaga yang rendah.
"Kami tetap fokus pada rencana kami meski ada virus corona. Ini agar dapat memberikan peluang untuk kinerja yang unggul saat kondisi pasar membaik," tuturnya.
Untuk tetap menjaga kinerja di tengah merebaknya Covid-19, perusahaan melakukan tiga hal yakni pertama Freeport tetap fokus pada peningkatan volume dari badan bawah tanahnya di tambang Papua, Indonesia.
Hingga 5 Maret, produksi dari Grasberg Block Cave dan Deep MLZ orebodies rerata sekitar 35.000 metrik ton bijih per hari, naik 35 persen dari realisasi kuartal keempat 2019.
"Ini sesuai sesuai dengan harapan," kata Richard.
Lalu kedua, untuk proyek Lone Star di Arizona saar ini hampir selesai dan diharapkan akan ditugaskan pada tahun 2020.
Ketiga, perusahaan pun juga melakukan inovasi dan inisiatif teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja biaya unit sedang berlangsung dan mencapai hasil yang tahan lama.
"Eksekusi pada tiga hal ini penting dan diharapkan dapat secara signifikan meningkatkan arus kas Perusahaan pada tahun 2021 dan seterusnya," ucapnya.
Dengan harga tembaga mulai dari U$2,75 per pounds hingga US$3 per pounds, Freeport akan mengalokasikan arus kas bebas yakni setelah dikurangi pengeluaran modal dan distribusi hingga kepentingan yang tidak terkontrol, mulai dari rerata lebih dari U$2 miliar hingga hampir U$3 miliar per tahun pada 2021 dan 2022
"Tembaga merupakan elemen penting dari ekonomi global dan prospek jangka panjang fundamentalnya tetap menguntungkan," katanya.
Richard menambahkan hingga saat ini tak ada gangguan signifikan pada rantai pasokan atau pengiriman produk tambang sejak merebaknya Covid-19.
Perusahaan pun terus memantau situasi dengan cermat dan berhati-hati dalam mengelola semua biaya, pengeluaran modal, dan rencana produksi selama periode ketidakpastian ini.
"Perusahaan memiliki posisi likuiditas yang kuat dan tidak ada jatuh tempo hutang jangka pendek yang signifikan," tutur Richard.