Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir baru saja menunjuk Claus Wamafma sebagai direktur di PT Freeport Indonesia. Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) merintis karier di perusahaan tambang emas itu di bagian pergudangan.
Claus Wamafma ditunjuk Erick Thohir sebagai direktur Freeport Indonesia, kemarin, Senin (17/2/2020). Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga mengatakan di jajaran direksi, Claus Wamafma menjadi perwakilan holding BUMN pertambangan Mind ID di Freeport Indonesia.
"Dia putra Papua yang sudah berkarir selama 20 tahun, dari bawah, dan diusulkan pemerintah ," ujar Arya seperti dilansir dari Antara, Senin (17/2/2020).
Dikutip dari laman linkedin, Claud Wamafma menamatkan pendidikan hingga jenjang menengah di Jayapura. Setelah itu, dia meraih gelar Sarjana Teknik Industri di Institut Teknologi Bandung pada 1998. Di kampus tersebut, Claus Wamafma juga meraih gelar magister pada 2009.
Di Freeport Indonesia, Claus Wamafma pernah menjabat General Superintendent- Warehouse selama tiga tahun mulai dari April 2008. Dia bertanggung jawab untuk mengembangkan pergudangan dan distribusi untuk mendukung operasional tambang.
Karier Claus Wamafma menanjak pada 2011 setelah dia menjabat Manager Warehouse Management. Dia mengemban amanah tersebut selama delapan tahun. Dia mengemban tugas mengelola gudang operasional dengan lebih dari 120.000 item dengan nilai persediaan lebih dari US$350 juta.
Claus Wamafma mengemban tugas sebagai Vice President of Community Development sejak 2014 hingga akhirnya diangkat menjadi direktur Freeport Indonesia.
Arya sebelumnya mengatakan, penunjukkan Claus Wamafma sebagai direktur di perusahaan itu menunjukkan bahwa sumber daya manusia (SDM) Papua juga mampu mengisi jabatan strategis.
"Pemerintah memang mendorong Freeport Indonesia untuk merekrut orang Papua. Namun penunjukan direksi dilakukan secara profesional, sesuai tugas yang diembannya," tuturnya.
Menurut Arya, jumlah pegawai Freeport Indonesia mencapai 7.096 orang. Sebanyak 2.890 orang atau 40,72 persen di antaranya merupakan orang Papua. Adapun sisanya berasal dari luar Papua, baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing.