Bisnis.com, JAKARTA – Perubahan komposisi kepemilikan saham pada PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi sebagai pemegang konsensi Tol Probolinggo-Banyuwangi dinilai tidak berdampak signifikan pada proses pembangunan ruas tol tersebut.
Direktur Utama PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi (JPB) Dominicus Hari Pratama mengatakan rencana konstruksi akan terus berlanjut meski nantinya ada perubahan porsi kepemilikan saham.
“[Mungkin] karena masih dalam tahap awal jadi tidak kelihatan, hingga saat ini masih sesuai dengan rencana untuk pembangunan dengan menyesuaikan pembebasan lahan,” ujar Hari, kepada Bisnis, Kamis (6/2/2020).
Sebelumnya, pada November 2019, PT Jasa Marga (Persero) Tbk bersama China Communications Construction Indonesia (CCCI) telah menandatangani Head of Agreement kerja sama investasi.
Investor asal China tersebut menyiapkan dana senilai Rp23,3 triliun yang akan digunakan utnuk membangun ruas terakhir tol Trans Jawa yaitu tol Probolinggo-Banyuwangi sepanjang 172 kilometer.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengungkapkan perubahan komposisi kepemilikan saham pada perusahaan pemegang konsensi tol Probolinggo-Banyuwangi masih dalam proses.
Baca Juga
“Perubahan komposisi kepemilikan saham masih dalam proses, sehingga saat ini masih menggunakan sesuai dengan PPJT,” jelasnya.
Berdasarkan Penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT), PT Jasamarga (Persero) Tbk. menggenggam saham sebesar 55 persen, PT Waskita Toll Road sebesar 40 persen, dan PT Brantas Abipraya sebesar 5 persen.
Danang menambahkan terlibatnya CCCI sebagai investor di proyek Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi juga masih dalam proses evaluasi di internal BUJT. Hal ini, imbuhnya, merupakan proses business to business.
“Namun dikarenakan jalan tol ini belum beroperasi, maka untuk perubahan susunan pemegang saham harus mendapat persetujuan dari Menteri PUPR,” katanya.
Sementara itu, Corporate Secretary PT. Waskita Toll Road Alex Siwu mengatakan pihaknya belum bisa menginfokan mengenai perubahan porsi saham perusahaan setelah masuknya investor baru.
“Kepemilikan kami sudah sangat kecil, menurun karena terdilusi porsi saham WTR di Probowangi,” ungkapnya.