Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto mengatakan meroketnya harga cabai merah dan cabai rawit merupakan salah satu faktor pendorong inflasi sebesar 0,39 persen pada Januari 2020.
Naiknya harga cabai merah dan cabai rawit di tingkat konsumen dipicu bencana banjir dan cuaca buruk yang terjadi di beberapa daerah.
"Harga cabai betul [naik] karena cuaca dan banjir pada awal tahun memengaruhi produksi dan distribusi. Apalagi, komoditas cabai gampang busuk," ujarnya dalam konferensi pers di kantor Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta, Senin (3/2/2020).
Berdasarkan inspeksi mendadak (sidak) Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian di Pasar Senen, Senin (3/2), harga cabai rawit merah mencapai Rp100.000/kilogram (kg), jauh lebih tinggi dibandingkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang senilai Rp74.100/kg.
Menurut Suhariyanto, cuaca buruk dan keterbatasan pasokan cabai di pasar membuat komoditas tersebut berkontribusi hingga 0,13 persen ke inflasi Januari 2020.
"Harga cabai naik di 84 kota di Indonesia. Jadi kenaikannya memang terjadi merata. Kenaikan tertinggi tercatat di kota Jember," ucapnya.
Baca Juga
Dari 11 kelompok pengeluaran, sebanyak 6 kelompok memberikan kontribusi terhadap inflasi, 2 kelompok memberikan sumbangan deflasi, dan 3 kelompok tidak memberikan andil terhadap inflasi.
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberi andil 0,41 persen terhadap inflasi; kelompok pakaian dan alas kaki 0,01 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar rumah tangga 0,03 persen; kelompok kesehatan 0,01 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,02 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,03 persen.