Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia Property Watch menyebutkan bahwa nilai penjualan hunian pada kuartal IV/2019 di Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, dan Banten mengalami penurunan pada akhir 2019.
Lembaga itu memprediksi kondisi ini masih akan terjadi meskipun ada kemungkinan terjadi sedikit kenaikan.
Dalam laporannya, IPW menyebutkan bahwa pada kuartal IV/2019 penjualan rumah di Jabodebek dan Banten relatif mengalami penurunan, yakni 7,20 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya menjadi Rp1,43 triliun dari Rp1,54 triliun.
Meskipun demikian, nilai penjualan ini masih lebih tinggi 19,80 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy) yang hanya mencapai Rp1,19 triliun.
Direktur Eksekutif IPW Ali Tranghanda menjelaskan bahwa pasar perumahan belum membentuk pola yang stabil, diwarnai dengan pergerakan yang masih bervariatif.
“Meskipun demikian, dibandingkan tahun lalu sudah terlihat ada tren kenaikan. Persaingan harga di segmen menengah membuat pasar juga menjadi sedikit bergeser ke segmen lebih rendah,” ungkapnya melalui laporan tertulis sebagaimana dikutip Bisnis, Senin (27/1/2020).
Baca Juga
Selanjutnya, penurunan nilai penjualan beriringan dengan turunnya jumlah unit yang terjual. Pada kuartal IV/2019, jumlah unit terjual mengalami penurunan sebesar 18,5 persen secara kuartalan. Namun, dibandingkan tahun sebelumnya (year on year), unit terjual pada kuartal IV/2019 mengalami kenaikan 7,6 persen.
“Penurunan jumlah unit terjual hampir terjadi di semua wilayah. Penurunan tertinggi terjadi di wilayah Bekasi, sedangkan di Jakarta dan Bogor justru terjadi kenaikan jumlah unit terjual,” kata Ali.
Komposisi harga di segmen menengah di kisaran Rp300 jutaan—Rp1 miliar memiliki porsi terbesar, sebanyak 50,40 persen. Namun, jumlah ini menurun dibandingkan dengan pada kuartal III/2019 lantaran banyak yang menjual dengan harga di bawah Rp300 juta maupun di atas Rp1 miliar.
Beberapa pengembang mulai merespons pasar segmen menengah dengan meluncurkan produk-produk dengan harga yang terjangkau dan menyasar pasar konsumen akhir (end-user) di rentang harga di bawah Rp1 miliaran.
“Hal ini diperkirakan bisa membuat pasar lebih bergairah ke depan. Sementara itu, untuk pasar investor diperkirakan masih belum masuk sampai 1 semester ke depan.”