Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Keuangan RI menganugerahkan kepada Bareksa sebagai Mitra Distribusi Surat Berharga Syariah Negara (Midis SBSN) Terbaik Kategori Non-Bank 2019.
Penghargaan diberikan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko.
Co-founder dan CEO Bareksa, Karaniya Dharmasaputra, menyatakan bahwa perhargaan menjadi bukti atas pemanfaatan fintech memiliki peran yang penting dalam demokratisasi dunia keuangan nasional dan mengatasi masalah dangkalnya pasar keuangan yang merupakan problem laten selama ini.
Penghargaan ini, imbuhnya, juga merupakan bukti bahwa dorongan dan dukungan Kementerian Keuangan, OJK, dan Bank Indonesia, dalam pemanfaatan tekfin merupakan langkah yang tepat.
“Kami sangat berterima kasih atas berbagai kebijakan progresif pemerintahan Presiden Jokowi yang terus mendorong perkembangan ekonomi-digital dan tekfin di Indonesia," ujarnya.
Belum lama sebelumnya, Bareksa juga dinobatkan sebagai platform terbaik untuk membeli Surat Utang Negara (SUN) secara online berdasarkan survei yang dilakukan oleh Big Data Telkom dan Ditjen Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko, Kemenkeu RI, pada Desember 2019 kemarin.
Kontribusi Bareksa
Sejauh ini, Bareksa sudah mendukung Kementerian Keuangan menjual 12 seri SBN ritel, terdiri dari enam seri SBR (SBR003-008), lima seri ST (ST002-006), dan satu seri Obligasi Ritel Indonesia (ORI016).
Jumlah investor SBN di Bareksa tercatat hampir mencapai 25 ribu--sekitar delapan persen dari total investor SBN yang tercatat di Kustodian Sentral Efek (KSEI) sebanyak 313 ribu.
Dalam setahun, total nilai SBN yang dibeli melalui Bareksa hingga Desember 2019 meningkat 217 persen. Pembelian SBN di Bareksa didominasi oleh segmen investor ritel, dengan nilai pembelian kurang dari Rp10 juta per investor.
Dengan tingkat keritelan tinggi seperti ini, Bareksa memberikan kontribusi terhadap jumlah investor secara signifikan, rata-rata penetrasi sebesar 10,2 persen di masing-masing seri.
"Ini tren yang menggembirakan, artinya perusahaan tekfin seperti Bareksa telah terus mendemokratisasi pasar obligasi negara kita," Karaniya menerangkan.
OVO
Untuk terus menggenjot kontribusi Bareksa, Co-founder/CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra menerangkan, saat ini sedang digodok rencana kerjasama strategis antara Bareksa dan OVO.
Sinergi platform e-investing dan e-wallet ini, ia harapkan akan secara signifikan terus mendemokratisasi pasar SBN, sehingga masyarakat luas akan memiliki akses yang semakin mudah dan terjangkau.
“Langkah ini punya arti strategis, karena ditujukan untuk menjawab kebutuhan negara kita untuk mencari sumber pembiayaan nasional yang baru di segmen ritel dan mengurangi ketergantungan pada utang luar negeri," ujar Karaniya, yang juga merupakan Presiden Direktur OVO.
Karaniya melihat sebagai platform e-wallet terbesar di Indonesia, OVO memiliki potensi yang sangat besar untuk secara masif memasyarakatkan dan menggenjot nilai penjualan SBN.
Ia menjabarkan bahwa saat ini, OVO telah menjangkau 115 juta perangkat seluler, 87 juta pengguna yang tersebar di 354 kota di seluruh Indonesia, dengan pengguna aktif bulanan (MAU) mencapai sekitar 11-12 juta.
"Ini daya yang sangat besar untuk mendorong pasar surat utang negara ke tahapan berikutnya."