Menutup Celah Kematian Sapi Indukan
Pertumbuhan populasi disebut Sugiono terjadi di semua provinsi target distribusi bantuan, kecuali Provinsi Kepulauan Riau. Provinsi Bengkulu mencatatkan pertumbuhan 21% dari 95 ekor menjadi 115 ekor, Sumatra Barat meningkat 20% dari jumlah awal sebanyak 110 ekor, sementara jumlah total di Provinsi Riau mencapai 50 ekor.
Sementara di Provinsi Kepulauan Riau, Sugiono menyampaikan bahwa pengurangan populasi sapi indukan memang terjadi. Populasi yang mulanya berjumlah 150 ekor tercatat mengalami penurunan 16 ekor. Dia mengatakan kemarau panjang yang terjadi di kawasan ini pada periode Januari-Juni 2019 adalah musabab penurunan tersebut.
"Secara umum di 130 kelompok ternak dan 12 UPTD pada 15 provinsi dalam kondisi baik. Memang ada yang body condition score [BCS] rendah, namun itu di bawah 2%," tambahnya.
Dia pun menegaskan bahwa pemerintah senantiasa menjaga dan mengawasi pertumbuhan sapi indukan. Tim investigasi pun diturunkan apabila terjadi kematian.
Dalam hal akses pakan, Sugiono menyatakan Ditjen PKH pun memanfaatkan limbah pertanian yang ada di wilayah distribusi, penanaman hijauan pakan ternak, dan pemberian pakan yang baik pada sapi indukan.
Pemerintah boleh jadi bersemangat untuk mengejar target swasembada daging melalui berbagai cara, termasuk dengan pembiakan indukan hasil impor. Namun, kesiapan peternak yang menjadi ujung tombak program pembiakan ini harus menjadi perhatian utama agar cela yang sempat terjadi tak lagi terulang.