Bisnis.com, LONDON - Badan Pemeriksa Keuangan Indonesia tengah bersaing dengan BPK Italia dan Inggris untuk menjadi auditor eksternal International Maritime Organization periode 2020-2023.
Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Agus Joko Pramono menuturkan langkah BPK untuk mencalonkan diri menjadi auditor eksternal IMO sejalan dengan visi untuk ikut berpartisipasi di dunia internasional.
Saat ini, lanjutnya, BPK telah menjadi auditor eksternal di International Atomic Energy Agency (IAEA). Pengalaman pertama itu diharapkan dapat menjadi pembuka jalan untuk meraih peluang-peluang audit di lembaga international lain.
"Kami ingin membawa kompetensi internal ke dunia internasional. Di sisi lain, kami juga bisa menambah pengalaman dan track record audit internasional," kata Agus saat berbincang dengan Bisnis, Rabu (27/11/2019).
Menurut Agus, BPK memiliki kemampuan yang mumpuni untuk menjadi auditor eksternal di kancah internasional, khususnya IMO. Pasalnya, BPK sudah berpengalaman melakukan audit terhadap laporan keuangan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perhubungan, serta lembaga negara lain yang terkait dengan maritim.
"Audit itu skalanya cukup besar, jadi kami percaya diri untuk maju menjadi calon auditor eksternal IMO," imbuhnya.
Baca Juga
Dalam pencalonan auditor eksternal IMO periode 2020-2023, BPK Indonesia harus bersaing dengan kandidat lain, yaitu BPK Italia dan Inggris. Apabila terpilih, BPK Indonesia akan menggantikan BPK Ghana yang ditunjuk sebagai eksternal auditor IMO pada periode sebelumnya.
"Kami sudah pendekatan dengan simpul-simpul negara berdasarkan regionalnya. So far berjalan baik, kita tinggal tunggu dukungan nyata saat voting pada 29 November 2019," ucap Agus.
BPK optimistis dapat terpilih menjadi auditor eksternal IMO. Apalagi, BPK menawarkan keunggulan kompetitif berupa audit keuangan dan audit performa, serta biaya yang lebih efisien.