Bisnis.com, JAKARTA — Pasar properti ritel di Singapura mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi sepanjang setahun ini meskipun dihadapkan dengan kondisi perekonomian global dan perang dagang yang pengaruhnya juga menerpa seluruh dunia.
Head Of Research Cushman and Wakefield Asia Pacific James Shepherd menyebutkan bahwa tingkat sewa untuk properti ritel kelas premium di Singapura masih mengalami kenaikan karena jumlah pasoknya yang terbatas.
“Justru sewa kelas menengah atau properti bekas malah turun banyak. Ini mencermikan lingkungan operasional yang mulai sulit. Namun, penurunan harga sewanya sudah melambat dan mulai ada tanda kemungkinan harga sewa ini sudah mencapai dasarnya sehingga ada kemungkinan bisa lanjut naik lagi,” ungkap Shepherd melalui risetnya seperti dikutip Bisnis, Senin (18/11/2019).
Dari segi tenancy mix, penyewa ruang yang menjual barang mewah, makanan, dan minuman masih menjadi sektor yang paling aktif mengisi ruang-ruang properti ritel.
Adapun, Singapura masih menjadi target utama sejumlah merek besar skala internasional untuk menjadi lokasi pusatnya.
Shepherd menambahkan bahwa sejumlah merk yang ada di Singapura kebanyakan juga merupakan merek yang baru masuk ke pasar dan sedang melakukan ekspansi besar-besaran di seluruh wilayah Asia Pasifik.
Baca Juga
“Muncul di Orchard Road atau di Marina Bay Sands juga menjadi strategi pemasaran merek-merek baru ini,” kata Shepherd.
Selanjutnya, kehadiran pasar dagang elektronik juga memberi dampak pada pasar properti ritel di Singapura, akan tetapi pangsanya kepada keseluruhan pasar ritel masih sangat kecil, hanya sekitar 5,10 persen.