Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Rumah Tapak Singapura Naik di Kuartal Kedua

Pertumbuhan harga di Q2 2019 dipimpin oleh segmen perumahan pribadi bukan tapak yang mengalami kenaikan1,6 persen (kuartal-ke-kuartal), Core Central Region yang naik 1,5 persen, Wilayah Tengah dengan kenaikan 3,0 persen, dan di luar wilayah harga naik tipis 0,5 persen.
Deretan properti mewah di Singapura/Reuters
Deretan properti mewah di Singapura/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA --  Harga rumah pribadi di Singapura mengalami peningkatan yang tak terduga pada kuartal kedua 2019. Berdasarkan perkiraan Urband Redevelopment Authority (URA) menunjukkan Indeks harga properti residensial swasta naik 1,3 persen di Q2 tahun ini.

Tricia Song, kepala penelitian untuk Singapura di Colliers International mengatakan bahwa pertumbuhan harga di Q2 2019 dipimpin oleh segmen perumahan pribadi bukan tapak yang mengalami kenaikan1,6 persen (kuartal-ke-kuartal). "Juga Core Central Region yang naik 1,5 persen [kuartal-ke-kuartal],  Wilayah Tengah dengan kenaikan 3,0 persen kuartal-ke-kuartal, dan di luar wilayah harga naik tipis 0,5 persen kuartal-ke-kuartal, ” tuturnya seperti dikutip dari Propertyguru Selasa (2/7/2019).

Dia mencatat bahwa nilai rumah sebagian besar dimoderasi sejak pemerintah memperkenalkan langkah-langkah freezing pada Juli 2018. Saat itu pemerintah mengeluarkan kebijakan menekan penjualan rumah dengan menaikkan pajak.

Dia menghubungkan kenaikan harga rumah secara luas dengan peningkatan harga sewa di tengah penyelesaian yang lebih rendah, dan ekonomi yang tangguh dan permintaan kebutuhan rumah.

Di sisi lain, Desmond Sim, kepala penelitian CBRE untuk Asia Tenggara menghubungkan kenaikan positif dengan penetapan harga patokan baru yang dicapai pada peluncuran baru serta perlambatan di pasar sekunder.

“Berdasarkan peringatan yang diajukan, membandingkan 1H 2018 hingga 1H 2019, ada penurunan yang signifikan (-54,3 persen) dalam volume penjualan kembali dari 7.146 unit menjadi 3.266 unit. Penjualan baru di sisi lain tetap cukup stabil di 3.874 unit pada 1H 2019, vis-a-vis 3.688 unit di 1H 2018," ujarnya.

Meskipun demikian, Sim percaya bahwa kenaikan itu hanyalah anomali dari dua kuartal sebelumnya, mengingat revisi turun dalam perkiraan ekonomi global dan meningkatnya inventaris yang tidak terjual datang dari lebih banyak peluncuran.

Song mengatakan bahwa para pengembang akan tetap berhati-hati dalam strategi penetapan harga mereka. Pasalnya para pengembang masih menghindari kenaikan tajam harga terutama untuk proyek-proyek yang bergerak lambat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Putri Salsabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper