Bisnis.com, JAKARTA — Sekjen DPP Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia Paulus Totok Lusida mengatakan bahwa pengembang masih menunggu penambahan kuota hunian bersubsidi dengan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan hingga akhir tahun ini.
"Tahun ini tolong kami minta bantuannya [untuk penambahan kuota FLPP ke pemerintah], jangan sampai penambahan anggaran baru ada pada akhir tahun ini karena anggarannya saat ini sudah habis," tuturnya kepada Bisnis Kamis (29/8/2019).
Totok menjelaskan bahwa usulan alokasi kuota hunian bersubsidi dengan skema FLPP meningkat sebanyak 10% setiap tahun. Oleh karena itu, pihaknya mengusulkan adanya penambahan kuota yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Pada 2018, realisasi FLPP mencapai 256.000 unit, sedangkan pada 2017 kuota dibutuhkan mencapai 230.000.
Totok memperkirakan pada 2020, kota kebutuhan minimal mencapai 300.000.
"Menurut saya, yang baik itu saat ini bisa diajukan 200.000 dulu, kemudian nanti saat anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan tahun depan bisa diajukan kembali, jangan sampai akhir tahun anggarannya habis," ujarnya.
Baca Juga
Totok berharap supaya pemerintah dapat menemukan jalan keluar yang tepat sehingga tahun ini kebutuhan kuota hunian subsidi dengan skema FLPP mencukupi.