Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

5 Tahun Terakhir, Realisasi Pembukaan Lapangan Kerja Baru Lampaui Target

Plt. Dirjen Binapenta dan PKK Kementerian Ketenagakerjaan Edi Purnama mengatakan sepanjanjang 2015—2019, total penciptaan lapangan kerja baru telah mencapai 11,19 juta, melampaui yang ditargetkan sebanyak 10 juta lapangan kerja. 

Bisnis.com, JAKARTA — Plt. Dirjen Binapenta dan PKK Kementerian Ketenagakerjaan Edi Purnama mengatakan sepanjanjang 2015—2019, total penciptaan lapangan kerja baru telah mencapai 11,19 juta, melampaui yang ditargetkan sebanyak 10 juta lapangan kerja. 

"Dari lapangan kerja yang dibuka tentu menurunkan angka pengangguran saat ini di angka 5,01% dimana ini merupakan angka pengangguran terendah dalam sejarah Indonesia," ucapnya kepada Bisnis.com, Selasa (27/8/2019).

Menurutnya, upaya pembukaan lapangan kerja ini perlu kolaborasi berbagai pihak, sinergi, kerja sama, serta berbagai terobosan dengan swasta. Pasalnya, tantangan dunia ketenagakerjaan yang semakin kompleks dan berat ke depannya.  

Selain itu, agar lapangan kerja yang ada dapat menyerap tenaga kerja secara optimal perlu penguatan Informasi Pasar Kerja terkait data lowongan dan penempatan tenaga kerja.

"Perlu ada kolaborasi dengan swasta untuk memikirkam dan dicari solusi bersama untuk kelompok pekerja yang kompetensinya perlu disesuaikan dengan perkembangan teknologi sebagai dampak dari Revolusi Industri 4.0," tutur Edi.

Pengamat Ketenagakerjaan dari Universitas Krisnadwipaya Payaman Simanjuntak meyakini adanya perluasan lapangan kerja akan berdampak pada penurunan pengangguran. 

"Program 5 tahun selama ini membuka lapangan kerja secara informal dan usaha mandiri, belum banyak pekerjaan formal," katanya. 

Untuk 5 tahun ke depan, angkatan kerja baru diperkirakan lebih dari 10 juta orang sehingga memang dubutuhkan 12,8 juta kesempatan kerja baru.  Kendati demikian, pemerintah diharapkan dapat membuka lapangan kerja formal terutama untuk sektor padat karya yang dapat menyerap banyak tenaga kerja

Oleh karena itu, perlu mobilisasi investasi terutama investasi domestik yang lebih diarahkan pada usaha-usaha substitusi impor.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper